BAB
I
PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang
Usaha pertanian
pada dasarnya adalah memproduksi produk pertanian secara optimal. Namun
terkadang untuk merealisasikan hal ini kita terbentur beberapa persoalan,
diantaranya adalah masalah lahan yang kurang tersedia padahal kita membutuhkan
beberapa jenis tanaman untuk ditanam. Salah satu terobosan terbaru adalah
dengan tehnik budidaya tumpang sari.
Untuk dapat
melaksanakan pola tanam tumpangsari secara baik perlu diperhatikan beberapa
faktor lingkungan yang mempunyai pengaruh di antaranya ketersediaan air,
kesuburan tanah, sinar matahari dan hama penyakit. Penentuan jenis tanaman yang
akan ditumpangsari dan saat penanaman sebaiknya disesuaikan dengan ketersediaan
air yang ada selama pertumbuhan. Hal ini dimaksudkan agar diperoleh pertumbuhan
dan produksi secara optimal.
Tinggi dan lebar
tajuk antar tanaman yang ditumpangsarikan akan berpengaruh terhadap penerimaan
cahaya matahari, lebih lanjut akan mempengaruhi hasil sintesa (glukosa) dan
muara terakhir akan berpengaruh terhadap hasil secara keseluruhan. Antisipasi
adanya hama penyakit tidak lain adalah untuk mengurangi resiko serangan hama
maupun penyakit pada pola tanam tumpangsari. Sebaiknya ditanam tanam-tanaman
yang mempunyai hama maupun penyakit berbeda, atau tidak menjadi inang dari hama
maupun penyakit tanaman lain yang ditumpangsarikan.
Sistem tanam
tumpangsari mempunyai banyak keuntungan yang tidak dimiliki pada pola tanam monokultur.
Beberapa keuntungan pada pola tumpangsari antara lain: 1) akan terjadi peningkatan
efisiensi (tenaga kerja, pemanfaatan lahan maupun penyerapan sinar matahari),
2) populasi tanaman dapat diatur sesuai yang dikehendaki, 3) dalam satu areal
diperoleh produksi lebih dari satu komoditas, 4) tetap mempunyai peluang
mendapatkan hasil manakala satu jenis tanaman yang diusahakan gagal dan 5)
kombinasi beberapa jenis tanaman dapat menciptakan beberapa jenis tanaman dapat
menciptakan stabilitas biologis sehingga dapat menekan serangan hama dan
penyakit serta mempertahankan kelestarian sumber daya lahan dalam hal ini
kesuburan tanah.
Tumpamgsari
seumur (inter cropping) merupakan salah satu bentuk dari pola pertanaman ganda
(multiple cropping) yang dilakukan pada sebidang lahan dengan cara menanam
lebih dari satu jenis tanaman secara berselang seling dalam barisan yang
teratur dengan waktu penanaman yang bersamaan. Keteraturan barisan tanaman akan
mempermudah dalam aplikasi tindakan budidaya yang lain seperti : pengairan,
pemupukan, pengendalian organism pengganggu tanaman (OPT) serta pemanenan.
Dalam hal ini,
peratikan meneraptan sistem penanaman tumpang sari antara jagung dengan kacang
tanah. Yang mana Jagung merupakan tanaman serealia yang paling produktif
di dunia. Penyebaran tanaman jagung sangat luas karena mampu beradaptasi dengan
baik pada berbagai lingkungan. Jagung tumbuh baik di wilayah tropis hingga 50°
LU dan 50° LS, dari dataran rendah sampai ketinggian 3.000 m di atas permukaan
laut (dpl), dengan curah hujan tinggi, sedang, hingga rendah sekitar 500 mm per
tahun (Dowswell et al. 1996).
Kacang tanah
adalah komoditas agrobisnis yang bernilai ekonomis cukup tinggi dan merupakan
salah satu sumber protein dalam pola pangan penduduk Indonesia. Kebutuhan
kacang tanah dari tahun ketahun terus meningkat, sejalan dengan bertambahnya
jumlah penduduk, kebutuhan gizi masyarakat, kapasitas industri pakan dan
makanan Indonesia (Fachruddin, 2000).
Pola tanam
berganda merupakan sistem pengelolaan lahan pertanian dengan mengkombinasikan
intensifikasi dan diversifikasi tanaman (Francis,1989). Pada umumnya sistem
tumpangsari lebih menguntungkan dibandingkan sistem monokultur karena
produktivitas lahan menjadi lebih tinggi, jenis komoditas yang dihasilkan
beragam, hemat dalam pemakaian sarana produksi dan resiko kegagalan dapat
diperkecil (Beets, 1982).
Keuntungan
secara agronomis dari pelaksanaan sistem tumpangsari dapat dievaluasi dengan
cara menghitung Nisbah Kesetaraan Lahan (NKL). Nilai ini menggambarkan
efisiensi lahan, yaitu jika nilainya > 1 berarti menguntungkan.
(Beets,1982). Sistem tumpangsari dapat meningkatkan produktivitas lahan
pertanian jika jenis jenis tanaman yang dikombinasikan dalam sistem ini
membentuk interaksi saling menguntungkan (Vandermeer,1989).
A. Penyebaran Tanaman Jagung
Sejak 1.000
tahun yang lalu, petani di Meksiko telah menyeleksi tanaman jagung, termasuk
memilih tongkol yang besar untuk ditanam pada musim berikutnya. Seleksi tongkol
yang besar ini digunakan untuk memelihara kemurnian jagung yang diinginkan. Di
dataran tinggi Meksiko yang dikenal sebagai pusat jagung terdapat suatu upacara
keagamaan setelah panen, para petani membawa tongkol jagung. Petani yang
membawa tongkol jagung yang paling besar dan terbaik diberi penghargaan dan
paling dihormati dalam upacara ini. Dari Meksiko dan Amerika Tengah, jagung
tersebar ke Amerika Latin, Karibia, dan Amerika Utara, yang dikembangkan oleh
orang Indian. Colombus menemukan jagung di Kuba pada tahun 1492 dan membawanya
ke Spanyol untuk dikembangkan. Colombus juga kemungkinan membawa biji jagung
Carribean tipe mutiara ke Spanyol pada tahun 1493. Kemudian penjelajah dari
Eropa Selatan membawa jagung ke Eropa Barat dan pada akhir tahun 1500an, jagung
sudah ditanam di hampir seluruh Eropa seperti Italia dan Perancis bagian
selatan. Di Eropa, kira-kira selama 100 tahun pada abad XVI, jagung banyak
dikonsumsi sebagai sayur dan merupakan tanaman komersial. Sekitar awal tahun
1500an, pedagang Portugis membawa jagung ke Afrika. Awalnya jagung tidak
mendapat perhatian, baru pada tahun 1700an menjadi tanaman yang populer di
Afrika Barat dan Tengah, khususnya di Kongo, Benin, dan Nigeria bagian barat.
Pedagang Portugis dan pedagang Arab dari Zanzibar membawa jagung ke Asia
Selatan melalui darat dan laut pada awal tahun 1500an, kemudian
memperkenalkan jagung di pesisir pantai India bagian barat dan Pakistan bagian
barat laut.
Para pedagang
juga memperkenalkan jagung di daerah pegunungan Himalaya. Anderson (1945) serta
Stonor dan Anderson (1949) mengklaim bahwa Himalaya merupakan pusat kedua asal
tanaman jagung. Beberapa bentuk tanaman jagung ditemukan di daerah Sikkim dan
Bhuton Himalaya dan tidak ditemukan di tempat lain, seperti jagung tradisional
Sikkim. Jagung mulai berkembang di Asia Tenggara pada pertengahan tahun 1500an
dan pada awal tahun 1600an, yang berkembang menjadi tanaman yang banyak
dibudidayakan di Indonesia, Filipina, dan Thailand. Ada pendapat, jagung telah
ada di Filipina sebelum Magellan tiba di negara ini, pada tahun 1521. Pada
pertengahan tahun 1700an, tanaman jagung secara luas tumbuh di Cina, di selatan
Fukien, Hunan, dan Szechwan. Populasi jagung berkembang dengan cepat sejak abad
18. Di Cina, jagung diperlukan untuk bahan makanan, terutama di bagian utara,
dan dari sini tanaman jagung menyebar ke Korea dan Jepang. Suto dan Yoshida
(1956) melaporkan jagung diperkenalkan di Jepang sekitar tahun 1580an oleh
Pelaut Portugis. Kurang dari 300 tahun sejak 1.500 M, tanaman jagung telah
tersebar di seluruh dunia dan menjadi bahan makanan penting bagi kebanyakan
penduduk di berbagai negara di dunia (Dowswell
et al. 1996).
B. Penyebaran
Tanaman Kacang Tanah
Kacang Tanah (Arachis
hypogea L) merupakan sejenis spesies kacang-kacangan dari famili Fabaceae
yang berasal dari Amerika Selatan. Kacang tanah merupakan sejenis tanaman tropika. Ia tumbuh secara perdu
setinggi 30 hingga 50 cm (1 hingga 1½ kaki) dan mengeluarkan daun-daun kecil.
Kacangnya pula tumbuh
didalam tanah. Kacang tanah biasanya dimakan langsung tanpa diolah dan juga
disajikan dalam berbagai cara seperti direbus, digoreng, dibakar, dihancurkan
dan berbagai lagi tergantung selera seseorang itu mengolah makanan ini.
Kacang tanah kaya dengan
lemak, mengandungi protein yang tinggi, zat besi, vitamin E dan kalsium,
vitamin B kompleks dan Fosforus, vitamin A dan K, lesitin, kolin dan kalsium.
Kandungan protein dalam kacang tanah adalah jauh lebih tinggi dari daging,
telur dan kacang soya. Mempunyai rasa yang manis dan banyak digunakan untuk
membuat beraneka jenis kue.
1.1 Tujuan :
1. Mahasiswa
dapat memperaktekan teknik budidaya tanaman secara tumpang sari antara jagung
dan kacang tanah
2. Mahasiswa
diharapkan mampu menghitung kebutuhan pupuk dan menganalisis akibat perbedaan
dosis pupuk yang diaplikasikan terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung.
3. Mahasiswa
dapat mendiskripsikan karakteristik berbagai jenis sarana produksi (saprodi)
pertanian.
4. Mahasiswa
dapat menentukan kebutuhan jumleh setiap jenis bahan dari saprodi yang akan
diperlukan untuk kegiatan usaha pertanian.
5. Mahasiswa
dapat melakukan pengamatan kualitatif dan kuantitatif secara benar terhadap
setiap peubah pertumbuhan tanaman dan dapat mengkorelasikan antara data peubah
ke dalam bentuk informasi sederhana dan lengkap.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
Tumpangsari merupakan suatu usaha menanam beberapa
jenis tanaman pada lahan dan waktu yang sama, yang diatur sedemikian rupa dalam
barisan-barisan tanaman. Penanaman dengan cara ini dapat dilakukan pada lahan
dan waktu yang sama , dua atau lebih jenis tanaman yang relatif seumur,
misalnya jagung dan kacang tanah atau bisa juga pada beberapa jenis tanaman
yang umurnya berbeda-beda (Warsana, 2009)
Tumpang sari adalah sistem bercocok tanam dengan
menanam dua atau lebih jenis tanaman yang lain family secara serempak.
Keuntungan tumpang sari yaitu:
· Mencegah dan mengurangi
pengangguran musim
· Memperbaiki keseimbangan gizi
masyarakat petani
· Adanya pengolahan tanah yang
minimal
· Jika tanaman tumpang sari
berhasil semua, masih dapat diperoleh nilai tambah
· Mengurangi erosi dan jika
salah satu tanaman gagal panen, dapat diperoleh tanaman yang satu lagi (Thahir,
1999).
Tumpang sari
mengkombinasikan bermacam tanaman dalam satu lahan. Ada banyak manfaat yang
diberikan tumpang sari dan kombinasinya pun beraneka ragam. Jenis - jenis
kombinasinya dapat berupa : 1. Tanaman
legum, pohon buah - buah kecil, padi - padian dan tanaman sayuran. 2. Jagung dan kacang - kacangan ,
jagung akan menaungi kacang - kacangan dan kacang akan memberi nitrogen bagi
jagung (http//:toumoutou.net, 2008).
Model tanaman tumpang sari memiliki banyak keuntungan
yaitu: mengurangi kegagalan panen, mencegah erosi dan meningkatkan hasil petani
(sukoco,et.al.1992). keuntungan lain(rahmiana,et.al 1984), mampu meningkatkan
efisiensi pemanfaatan lingkungan dan tenaga kerja, menekan serangan hama
dan penyakit,selain itu (soegidjani,et.al 1986) dapat meningkatkan efisiensi
penggunaan air.Masalah yang timbul dari budidaya tumpang sari adalah terjadinya
persaingan antara dua spesies yang ditanam, persaingan dapat mencakup air,
hara,cahaya dan ruang. Sebagai dampak persaingan ,baik tanaman utama, maupun
tanaman sela, mengalami penurunan pertumbuhan dan hasil dibandingkan petumbuhan
dan hasil tanaman monokultur.
Jagung memang asli benua Amerika. Diperkirakan ia
berasal dari Meksiko. Buktinya, fosil tepung sari berumur 80.000 tahun
ditemukan 6 km di bawah kota Meksiko. Semula ia rumput liar yang tumbuh
terisolasi. Makanya, Arturo Warman, antrapologis dan sejarawan Meksiko,
menganggap jagung sebagai bukti keberhasilan manusia membudidayakan spesies
yang hampir punah (Sudarmo, 1997).
Di Indonesia, jagung merupakan bahan pangan
penting sumber karbohidrat kedua setelah beras. Disamping itu, jagung pun
digunakan sebagai bahan makanan/pakan yang sebagian besar untuk ternak ayam ras
menunjukkan tendensi makin meningkat setiap tahun dengan laju kenaikan lebih
dari 20%. Sebaliknya, penggunaan sebagai bahan pangan menurun (Sumoprastowo,
2000).
Produktivitas jagung di Indonesia tiap tahun
cenderung meningkat karena adanya varietas-varietas unggul baru. Pada tahun
pertama Pelita I hasil jagung nasional hanya 0,9 ton/hektar tetapi dalam lima
tahun terakhir (1990-1994) meningkat menjadi 2,17 ton/hektar (Rukmana, 1997).
Lokasi usaha adalah salah satu faktor yang perlu
mendapat perhatian karena menyangkut tempat tumbuh tanaman. Tanaman jagung
merupakan tanaman yang berfotosintesis C4, maksudnya mempunyai kapasitas
fotosintesis yang tinggi. Karena suka terhadap cahaya, maka lokasi yang akan
digunakan untuk usaha budidaya jagung dipilih areal yang terbuka, tidak
tergenang air tetapi persediaan airnya cukup agar dapat diairi apabila
diperlukan (http//:www.iptek.net, 2008).
Untuk dapat melaksanakan pola tanam tumpangsari
secara baik perlu diperhatikan beberapa faktor lingkungan yang mempunyai
pengaruh di antaranya ketersediaan air, kesuburan tanah, sinar matahari dan
hama penyakit
Tanaman jagung tidak membutuhkan persyaratan yang
khusus karena tanaman ini tumbuh hampir pada semua jenis tanah asalkan tanah
tersebut subur, gambut, kaya akan bahan organik dan drainase maupun aerase baik.
Keasaman tanah (pH) yang diperlukan untuk pertumbuhan optimal tanaman jagung
antara 5,5-6,5, tetapi yang paling baik adalah 6,8 (Makmur, 2003
BAB III
METODE PERCOBAAN
Untuk
pelaksanaan kegiatan ini akan diperlukan bahan dan alat sebagai berikut:
Bahan:
- Benih jagung
- Benih Kacang tanah
-
Pupuk Urea
-
SP 36
-
KCl
- borok
Alat
: - Cangkul, Sabit, Tugal
Meteran, Ajir, Tali Rafia, Timbangan
Pada
praktikum ini yang akan dicoba adalah kombinasi jenis tanaman dan sistem
pertanaman tumpang sari Yang terdiri dari :
TS1
= Tumpangsari Kacang Tanah-Kacang Hijau
TS2 =
Tumpangsari Jagung –Kacang Tanah
TS3 =
Tumpangsari Jagung –Kacang Hijau
Setiap
perlakuan diulang sebanyak jumlah mahasiswa dalam satu sub kelompok
ü Tahapan Pelaksanaan :
1. Tentukan
Lahan yang datar berukuran 1 m x 6 m, dengan menggunakan ajir yang dipsang
setiap sudut petakan
2. Lakukan
pengolahan tanah dengan cara membersihkan lahan dari gulma dan sisatanaman
kemudian dicangkul hingga gembur
3. Buatlah
siring sebagai batas petakan sedalam 30 cm dan lebar 50 cm disekeliling petakan
4. Ratakan
permukaan tanah dan petakan sehingga tinggi permukaan sama
5. Tentukan
letak lubang tanam berdasarkan jarak yang diaplikasikan yaitu: jagung 120 X 25
cm, kacang tanah 40 X 20 cm barisan antar tanaman disusun berselang seling
6. Buatlah
lubang tanam dengan cara menunggal sedalam 3-4 cmmenggunakan tungal
7. Tanamlah
benih yang tersedia dengan cara memasukan benih sebanyak jumlah tanaman yang
diharapkan tumbuh , kemudian masukan furadan 2 butir pada setiap lubang
tersebut
8. Periksalah
bahwa lubang tanam telah ada benih dan furadan yang dimasukan , kemudian lubang
ditutup dengan tanah yang remah
9. Lakukan
pemupukan dasar sesuai dosis dengan cara membuat alur terlebih dahulu berjarak
10 cm sejajar dengan barisan tanaman , kemudian taburkan pupuk lalu ditimbun.
Pemupukan kedua hanya diberikan pada alur barisan tanaman jagung..
Perlakukan
jenis tanaman pada system tumpang sari
|
Dosis
setiap jenis pupuk (kg/ha)
|
|||
Urea
|
Sp
18
|
KCl
|
||
Pertama
|
Kedua
|
|||
Jagung-
kacag tanah
|
100
|
200
|
200
|
150
|
10. Lakukan
pengairan dengan cara menyiram pada setiap alur lubang tanam hingga
tanah cukup basah
11.Seminggu
setelah tanam lakukan penanaman susulan pada lubang tanam benihnya tidak tumbuh
atau tidak normal dengan menggunakan benih dana cara penanaman yang sama
dengan yang awal
12.Lakukan
penyiangan untuk mengendalikan gulma menggemburkan tanah dan membumbun
perakaran tanaman pada saat tanaman berumur 4 minggu setelah tanam dan lakukan
pula pemupukan kedua untuk tanaman jagung
13.Jika terdapat
gejala serangan hama atau penyakit pada tanamanya, lakukan pengendalian secara
kimiawi dengan menyemprotkan larutan pestisida terhadap semua tanaman diseluruh
petakan tersebut , perhatikan jenis, dosis dan cara aplikasinya sesuaikan
dengan jenis OPT, tingkat serangan , dan keadaan lingkungan
14.Lakukan
pemanenan jika telah menunjukan tanda-tanda siap panen atau sudah waktunya
panen . panen meliputi
Ø Panen tanaman sampel : semua tanaman sampel dipanen
seluruh bagian tanamanya
Ø Panen produksi : selain tanman sampel , seluruh hasil
tanaman dipanen dengan cara mengambil hasil ekonomisnya, dan meninggalkan masa
non ekonomis
Pengamatan
Lakukan pengamatan
secara umum terhadap semua tanaman diseluruh petakan meliputi perubahan:
1. Daya
kecambah, dengan cara menghitung jumlah benih yang tumbuh diseluruh petakan
pada minggu pertama dan membandingkanya dengan jumlah benih yang ditanamkan
2. Tipe
perkecambahan, diamati poosisi endospermkecambah, gambarlah secara benar dari
setiap jenis tanaman tersebut
3. Jenis
OPT,(hama dan penyakit) yang menyerang pada tanaman percobaan
Pengamatan
tanaman sampel :
Pada minggu ke-3
tentukan tanaman sampel yang diperkirakan menggambarkan keadaan populasi
sesungguhnya sebanyak 5 sampel . lakukan pengamatan pada semua tanman sampel
tersebut
1. Tanaman
jagung : tinggi tanaman dan jumlah daun berwarna hijau dan dilakukan setiap
seminggu sekali , sedangkan jumlah ruas, jumlah toongkol pertanaman saat panen
2. Tanaman
kacang tanah : tinggi tanaman dan jumlah daun trifoliat dilakukan setiap
seminggu sekali, sedangkan jumlah cabang utama,jumlah bintil akar, jumlah
polong dan berat polong pertanaman saat panen.
Analisis Data
1. Hitung
nilai rataan peubah tinggi tanaman dan jumlah daun pertanaman setiap
jenis tanaman setiap pengamatan. Berdasarkan nilai rataan buatlah grafik
pertumbuhan tinggi tanaman danjumlah daun untuk setiap jenis tanaman.
2. Hitunglah
nilai rataan , standar deviasi, koefisien dan rentang nilai pengamatan dari
semua peubah pengamatan untuk setiap jenis tanaman . susunlah hasil perhitungan
tersebut dalam tabel
Waktu
dan tempat percobaaan :
Pada
pelaksanaan praktikum ini di lakuakan pada Senin, jam 16.00- 17.00 WIB, yaitu bertempat
pada lahan percobaan praktikum yang telah disediakan Oleh dosen pembimbing. Di
lahan STIP_S KUANSING
BAB
IV
PELAKSANAAN
Daftar urutan semua kegiantan
yang dilakuukan dari pelaksanaan percobaan penanaman dengan sistem tumpang
sari, jagung dengan kacang tanah.
Tanggal
|
Kegiatan
|
Tempat
|
Keterangan
|
1.MEI 2013
|
Asistensi
persiapan praktikum
|
Kelas
IV D
|
Sesuai
jadwal Pekuliahan
|
7
Mei 2013
|
Observasi : acara
VI :pengenalan sarana produksi pertanian
|
Kelas
IV D
|
Sesuai
jadwal perkuliahan
|
15
April 2013
|
Persiapan lahan,
pengolahan tanah, pemetakan
|
Kebun
percobaan
|
Semua kelompok
(serempak) hari sabtu dan minggu
|
22
April
|
Penanaman
|
Kebun
percobaan
|
Sesuai
jadwal kelas IV D
|
29
April 2013
|
Pengamatan
Minggu pertama Setelah benih Di Tanam
|
Kebun
percobaan
|
Sesuai
jadwak kelas IV D
|
5 Juni 2013
|
Asistensi : teknik
penentuan sampel dan pengamatan
|
Kebun
Percobaan
|
Sesuai
jadwal kelas IV D
|
12 Juni 2013
|
Penentuan sampel,
penyiangan I,pemupukan dan pengamatan
|
Kebun
percobaan
|
Sesuai
jadwal kelas IV D
|
19 Juni 2013
|
Observasi : teknik
pengamatan dan metode analisis pertumbuhan
|
Kebun
Percobaan
|
Sesuai
jadwal kelas IV D
|
26
Juni 2013
|
Penyiangan,
pemupukan II, dan pengamatan
|
Kebun
percobaan
|
Sesuai
jadwal kelas IV D
|
|
|
|
|
3
Juli 2013
|
Asistensi
: teknik tabulasi dan analisis data serta pembuatan laporan
|
Kelas
IV D
|
Sesuai
jadwal kelas IV D
|
10
Juli 2013
|
Penyiangan
dan pengamatan
|
Kebun
percobaan
|
Sesuai
jadwal kelas IV D
|
17
Juli 2013
|
Pengamatan
Akhir
|
Kebun
Percobaan
|
Sesuai
jadwal kelas IV D
|
22Juni
2013
|
Panen
: pengamatan di lab dan penyerahan laporan sementara (data hasil seluruh
pengamatan dari setiap sub kelompok)
|
Kebun
percobaan
|
Sesuai
jadwal kelas IV D
|
29
Juli 20 13
|
Penyerahan
laporan akhir
|
Kelas
IV D
|
Sesuai
jadwal kelas IV D
|
ü Metode Pelaksanaan :
A. Teknik Pengamatan.
Ambilah
satu contoh tanaman sebagai objek pengamatan. Lakukan pengukuran terhadap
tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun dan bobot tanaman dengan cara :
a.
Tinggi/panjang total tanaman : Diamati dengan cara mengukur panjang
tanaman dari pangkal batang kr ujung daun terjauh dari pangkal batang ( untuk
tanaman jagung).alat yang digunakan meteran
b.
Diameter batang diukur sisi batang yang berukuran maksimim. Pengukuran
menggunakan janka sorong.
c.
Luas daun diukur dengan cara menghitung jumlah luasan mm2 dari kertas
millimeter blok yang tertutup oleh lembaran daun terukur yang diletak rata di
atasnya. Alat yang digunakan : millimeter blok, pensil, dan counter.
d.
Bobot hasil pertanaman dengan cara menimbang semua buah/biji/umbi/polong
yang ada pada satu tanaman. Alat yang digunakan : timbangan digital/Ohouse.
BAB
V
HASIL
DAN PEMBAHASAN
Dari percobaan
yang dilakukan, data yang di peroleh adalah sebagai berikut :
4.1 Hasil Pengamatan
Pengamatan pertumbuhan dan perkembangan tanaman
tumpangsari jagung dengan kacang tanah.
Hari/ Tanggal : senin, Juli 2013
Pukul : 08:00 wib – selesai
Tempat Lahan praktikum yang berlokasi di lahan percobaan universitas islam kuantan singingi
Diketahui :
Benih jagung ditanam : 14benih
Benih jagung tumbuh : 12 benih
Benih jagung tak tumbuh: 2 benih
Ditanya :
a. % benih jagung tumbuh?
b.% benih jagung tak tumbuh?
Jawab:
a. % jumlah benih jagung tumbuh?
= 12/14 x 100%
= 85,7%
b. % jumlah benih jagung tak tumbuh?
= 2/14 x 100%
= 14,3%
Diketahui :
Benih kacang tanah
ditanam
: 54 benih
Benih kacang tanah
tumbuh
: 54 benih
Benih kacang tanah tak
tumbuh
: 0
benih
Ditanya :
a. % benih kacang tanah tumbuh?
b.% benih kacang tanah tak
tumbuh?
Jawab:
a. % jumlah benih kacang tanah tumbuh?
= 54/54x 100%
= 100 %
b. % jumlah benih kacang tanah tak tumbuh?
= 0/54 x 100%
= 0 %
TS 1
kacang hijau dengan kacang tanah
Tabel pengamatan
tinggi tanaman kacang tanah.
Pengukuran
minggu ke
|
Sampel
1
(cm)
|
Sampel
2
(cm)
|
Sampel
3
(cm)
|
Sampel
4(cm)
|
Sampel
5
(cm)
|
Rata
– rata
|
1
|
9
|
9
|
9
|
7
|
8
|
8,4
|
2
|
10
|
10,5
|
12,3
|
10
|
9
|
10,36
|
3
|
12,5
|
12,5
|
15,5
|
13,5
|
9,4
|
12,68
|
4
|
16
|
18
|
19,2
|
18,6
|
11,5
|
16,06
|
5
|
20
|
24
|
22,5
|
23,7
|
17,5
|
21,54
|
6
|
22
|
29
|
27
|
28,5
|
20,5
|
25,5
|
Grafik
tinggi tanaman kacang tanah
Tabel Jumlah
daun tanaman kacang tanah
Pengukuran
minggu ke
|
Sampel
1
(
buah )
|
Sampel
2
(
buah )
|
Sampel
3
(
buah )
|
Sampel4
( buah )
|
Sampel
5
(
buah )
|
Rata
– rata
|
1
|
16
|
14
|
18
|
15
|
13
|
12,7
|
2
|
25
|
22
|
28
|
18
|
20
|
18,88
|
3
|
27
|
25
|
33
|
26
|
26
|
22,83
|
4
|
30
|
32
|
34
|
27
|
38
|
26,83
|
5
|
45
|
36
|
37
|
35
|
40
|
32,17
|
6
|
55
|
48
|
49
|
42
|
44
|
39,67
|
Tabel jumlah
anakan kacang tanah
Pengukuran
minggu ke
|
Sampel
1
(
buah )
|
Sampel
2
(
buah )
|
Sampel
3
(
buah )
|
Sampel4
( buah )
|
Sampel
5
(
buah )
|
Rata
– rata
|
1
|
4
|
3
|
5
|
3
|
2
|
2,8
|
2
|
5
|
3
|
6
|
2
|
2
|
3,6
|
3
|
6
|
3
|
7
|
2
|
2
|
4
|
4
|
6
|
3
|
8
|
2
|
2
|
4,2
|
5
|
8
|
4
|
8
|
4
|
4
|
4,7
|
6
|
8
|
6
|
8
|
6
|
5
|
5,5
|
TS 2
jagung dengan kacang tanah
Tabel pengamatan
tinggi tanaman kacang tanah.
Pengukuran
minggu ke
|
Sampel
1
(cm)
|
Sampel
2
(cm)
|
Sampel
3
(cm)
|
Sampel
4
(cm)
|
Sampel
5
(cm)
|
Rata
– rata
|
1
|
9
|
8
|
9
|
7
|
7
|
8
|
2
|
11
|
10,5
|
11,5
|
11
|
10
|
10,8
|
3
|
13,5
|
13
|
12
|
12,3
|
11,4
|
12,44
|
4
|
17,5
|
16.8
|
15,2
|
15,6
|
15
|
16,02
|
5
|
28,5
|
25,5
|
24,5
|
23,2
|
22,5
|
24,84
|
6
|
32,4
|
32
|
27,8
|
27,5
|
26
|
29,14
|
Grafik
pengamatan tinggi kacang tanah
Tabel Jumlah
daun tanaman kacang tanah
Pengukuran
minggu ke
|
Sampel
1
(
buah )
|
Sampel
2
(
buah )
|
Sampel
3
(
buah )
|
Sampel4
( buah )
|
Sampel
5
(
buah )
|
Rata
– rata
|
1
|
14
|
11
|
20
|
12
|
15
|
12,4
|
2
|
24
|
14
|
23
|
17
|
24
|
20,4
|
3
|
28
|
19
|
30
|
23
|
32
|
26,4
|
4
|
31
|
23
|
38
|
28
|
39
|
31,8
|
5
|
46
|
34
|
43
|
35
|
46
|
40,8
|
6
|
52
|
42
|
51
|
46
|
57
|
49,6
|
Tabel jumlah
anakan kacang tanah
Pengukuran
minggu ke
|
Sampel
1
(
buah )
|
Sampel
2
(
buah )
|
Sampel
3
(
buah )
|
Sampel4
( buah )
|
Sampel
5
(
buah )
|
Rata
– rata
|
1
|
2
|
2
|
5
|
2
|
1
|
2,4
|
2
|
3
|
3
|
6
|
3
|
3
|
3,6
|
3
|
5
|
3
|
8
|
3
|
3
|
4,4
|
4
|
6
|
4
|
8
|
4
|
4
|
5,2
|
5
|
8
|
5
|
9
|
4
|
4
|
6
|
6
|
9
|
5
|
10
|
5
|
6
|
7
|
Tabel tinggi
tanaman Jagung
Pengukuran
ke
|
Sampel
1
(cm)
|
Sampel
2
(cm)
|
Sampel
3
(cm)
|
Sampel
4
(cm)
|
Sampel5
(cm)
|
Rata
– rata
|
1
|
67
|
80
|
98
|
73
|
78
|
66
|
2
|
79
|
85
|
100
|
81
|
85
|
71,6
|
3
|
91
|
101
|
113
|
92
|
96
|
82,17
|
4
|
122
|
137
|
136
|
100
|
107
|
100,3
|
5
|
140
|
146
|
158
|
104
|
118
|
111
|
6
|
162
|
153
|
171
|
116
|
132
|
122,3
|
Grafik
tinggi tanaman jagung
Tabel jumlah
daun Jagung
Pengukuran
ke
|
Sampel
1
(
buah )
|
Sampel
2
(
buah )
|
Sampel
3
(
buah )
|
Sampel4
( buah )
|
Sampel
5
(
buah )
|
Rata
– rata
|
1
|
5
|
4
|
5
|
3
|
4
|
4,2
|
2
|
7
|
5
|
6
|
5
|
6
|
5,8
|
3
|
7
|
7
|
9
|
6
|
7
|
7,2
|
4
|
9
|
9
|
10
|
7
|
9
|
8,8
|
5
|
10
|
12
|
14
|
8
|
10
|
10,8
|
6
|
14
|
15
|
16
|
10
|
13
|
11,3
|
c.
Jumlah daun tanaman jagung (daun primer tidak dihitung)
Sampel
|
Minggu
1
|
Minggu
2
|
Minggu
3
|
Minggu
4
|
Minggu
5
|
Minggu
6
|
Rata-rata
|
JG-1
|
7
|
8
|
9
|
10
|
10
|
11
|
9,11
|
JG-2
|
7
|
8
|
9
|
10
|
10
|
10
|
9
|
JG-3
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
12
|
8,67
|
JG-4
|
8
|
9
|
10
|
11
|
11
|
11
|
10
|
JG-5
|
7
|
8
|
9
|
10
|
11
|
13
|
9,67
|
Rata-rata
|
7
|
8
|
9
|
10
|
10,4
|
11,4
|
9,3
|
Pembahasan Grafik
A. Jagung
Dari
hasil penilitian yang telah dibukukan dalam bentuk tabel dapat kita lihat bahwa
tanaman jagung paling cocok jika di tanam dengan tehnik tumpang sari maka
tanaman pendamping yang cocok adalah kacang tanah.
C. Kacang tanah
Dari
hasil penilitian yang telah dibukukan dalam bentuk tabel dapat kita lihat bahwa
tanaman Kacang tanah paling cocok jika di tanam dengan tehnik tumpang sari maka
tanaman pendamping yang cocok adalah jagung.
BAB
VI
KESIMPULAN
Dari ke tiga hasil percobaan
tumpang sari, di simpulkan sebagai berikut :
1. Untuk
tanaman jagung, yang paling baik pertumbuha dan perkembanganya pada sistem TS 2
(tumpang sari antara jagung dengan kacang tanah)..
2. Untuk tanaman kacang
tanah, yang paling baik pertumbuhan dan perkembanganya pada TS 1 (tumpang sari
antara kacang tanah dengan kacang hijau).
3. Untuk tanaman kacang
hijau, yang paling baik pertumbuhan dan perkembanganya pada sistem TS 1
(tumpang sari antara kacang tanh dengan kacang hijau).
4. Untuk tanaman kacang
tanah, yang paling baik pertumbuhan dan perkembanganya pada TS 2 (
tumpang sari antara jagung dengan kacang tanah ).
DAFTAR
PUSTAKA
Amin, Z,2006. Meminimalisasi
Dampak Persaingan Jagung Dengan Kedelai Tumpang Sari Dengan Pengaturan
Penempatan Dan Dosis Pupuk NPK Embrio.Jurnal-Jurnal Ilmu Pertanian 3
(2):71-82
Handayaningsih, M,dan
Turmudi,E.2012 Penuntun Praktikum Dasar-Dasar Agronomi Fakultas
Pertanian Universitas Bengkulu.Bengkulu
Harsono, 1997. Sowing Time and Fertilization Effects on
Groundnut after Maize on an Alfisol.Upland in Indonesia. International
Arachis New Letter. 17 (57-59)
Nugroho. W.H,1990.Statistical
Analysis And Interpretasion At Intercroping Research. Fakultas
Pertanian Universitas Brawijaya . Malang
Sukoco,Y.,Reintjes.Havertkort,dan
Woker, 1992. Pertanian Masa Depan. Kamisus. Yogyakarta
Salisbury, F.B dan C.W Ross,1995
Fisiologi Tumbuhan (Terjemahan) ITB Bandung
Warsana,2009.Introduksi Tanaman
Tumpang Sari Jagung Dengan Kacang Tanah.
BPTP Jawa Tengah:
Jawa Tengah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar