Minggu, 29 Desember 2013

laporan organisme peganggu tanaman di PT .tri bakti sarimas (TBS ) Kuantan Mudik Kabupaten Kuantan Singingi .



BAB I
PENDAHULUAN
1 .1. Latar belakang
Indonesia memiliki flora yang sangat beragam, mengandung cukup banyak jenis tumbuh-tumbuhan yang merupakan sumber bahan insektisida yang dapat dimanfaatkan untuk pengendalian hama. Dewasa ini penelitian tentang famili tumbuhan yang berpotensi sebagai insektisida nabati dari penjuru dunia telah banyak dilaporkan. Lebih dari 1500 jenis tumbuhan telah dilaporkan dapat berpengaruh buruk terhadap serangga (Grainge dan Ahmed, 1987).
Laporan dari berbagai propinsi di Indonesia menyebutkan lebih 40 jenis tumbuhan berpotensi sebagai pestisida nabati (Direktorat BPTP dan Ditjenbun, 1994). Hamid dan Nuryani (1992), mencatat di Indonesia terdapat 50 famili tumbuhan penghasil racun. Namun hal ini tidak menutup kemungkinan untuk ditemukannya famili tumbuhan yang baru. Didasari oleh banyaknya jenis tumbuhan yang memiliki khasiat insektisida maka penggalian potensi tanaman sebagai sumber insektisida nabati sebagai alternatif pengendalian hama tanaman cukup tepat.
Pestisida nabati adalah bahan aktif tunggal atau majemuk yang berasal dari tumbuhan yang dapat digunakan untuk mengendalikan organisme pengganggu tumbuhan (OPT). Pestisida nabati ini dapat berfungsi sebagai penolak, penarik, antifertilitas (pemandul), pembunuh dan bentuk lainnya (Novizan, 2002)
Insektisida nabati memiliki kelebihan tertentu yang tidak dimiliki oleh insektisida sintetik. Di alam, insektisida nabati memiliki sifat yang tidak stabil sehingga memungkinkan dapat didegradasi secara alami (Arnason et al., 1993).
Selain dampak negatif yang ditimbulkan pestisida sintetik seperti resistensi, resurgensi dan terbunuhnya jasad bukan sasaran ,dewasa ini harga pestisida sintetik relatif mahal. Di sisi lain ketergantungan petani akan penggunaan insektisida cukup tinggi (Metcalf, . 1986).
1.2. Tujuan Praktikum
Mahasiswa Mengetahui Tentang Organisme Pengganggu Tanaman Pada Tanaman




BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Ganguan merupakan suatu proses interaksi anatara berbagai factor yang mempengaruhi. Hasil proses interaksi tersebut dapat dilihat dengan adanya kerusakan pada tanaman, Karena tanaman yang terganggu oleh pengganggu tertentu sering menunjukkan kerusakan akan tertentu pula. Beberapa jenis hama tidak hanya memakan bagian tubuh tanaman tetapi juga mengeluarkan substansi tertentu yang berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman. Beberapa jenis hama yang lain akan meninggalkan bebas aktivitas yang khas (Triharso,2004).
Banyak macam patogen tumbuhan dan tidak sedikit diantaranya yang mempunyai arti ekonomi penting. Setiap macam tanaman dapat diserang oleh banyak macam patogen tumbuhan, begitu pula satu macam patogen ada kemungkinan dapat menyerang sampai berpuluh-puluh tanaman. Sering pula terjadi, bahwa patogen tumbuhan tertentu dapat menyerang satu macam organ tanaman atau ada pula yang menyerang berbagai macam organ tanaman. Sebagai akibat dari reaksi tersebut maka suatu kerusakan tertentu akan tampak pada tanaman. Perkembangan selanjutnya, bagian pathogen atau pathogen itu sendiri dapat menampakkan diri pada permukaan tanaman inang yang abnormal. Abnormalitas atau perubahan-perubahan yang ditunjukkan oleh tanaman sakit sebagai akibat adanya serangan agensia penyakit-penyakit (pathogen) tersebut disebut gejala, sedangkan pengenal yang ditunjukkan oleh selain reaksi tanaman inang disebut tanda. Contoh tanda penyakit misalnya miselium jamur, spora atau konidi jamur, badan buah jamur, mildew, sklerosium, koloni baketri yang berupa lendir, dan sejenisnya (Wagiman,2007).
Parasit yang menyebabkan penyakit pada tanaman pada umumnya membentuk bagian vegetatifnya di dalam jaringan tanaman sehingga tidak tampak dari luar. Tetapi walaupun demikian ia membentuk bagian reproduktifnya pada permukaan tanaman yang diserangnya atau hanya sebagian tampak pada permukaan tersebut. Selan itu sering pula pembentukan propagul dalam bentuk istirahat pada permukaan tanaman.
Pada beberapa kasus hampir seluruh bagian dari parasit termasuk, propagul vegetatif dan generatif terdapat pada bagian luar tanaman sehingga dapat dilihat (Anonim,2011).




BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1.     Waktu dan tempat praktkum
Praktikum ini dilaksankan pada hari Selasa  ,pada tanggal 21 Januari, 2013, pukul 06.00-16-00 WIB , bertempat di PT .tri bakti sarimas (TBS ) Kuantan Mudik Kabupaten Kuantan Singingi .

3.2.      Alat dan bahan praktikum
·         Bahan praktikum
a)      Nama Organisme
b)      Gejala Serangan Dan Pengendalian
c)      Keterangan .
·         Alat praktikum : alat tulis menulis
C.     Langkah Kerja
1.      Di siapkan bagian tanaman yang terserang oleh pathogen.
2.      Di gambar dan di jelaskan bagian tanaman yang terserang penyakit tersebut.
3.      Di berikan keterangan tentang gejala yang di amati dan pathogen penyebabnya.
















BAB IV
HASIL PENGAMATAN
4.1. HAMA,PENYAKIT DAN GULMA PADA TANAMAN KAKAO
HAMA PADA TANAMAN KELAPA KAKAO
1.    Penggerek Buah Kakao (PBK atau Pod Borer)
Gambar 1 (larva dan imago):
Ordo : Lepidoptera
Famili : Gracillariidae
Genus : Conopomorpha
Spesies : Conopomorpha cramerella Snell  
Bioekologi :
Serangga dewasa hama PBK berupa ngengat (moth) yang berukuran kecil (panjangnya saat beristirahat sekitar 7 mm). Ngengat memiliki warna dasar cokelat dengan warna putih berpola zig-zag di sepanjang sayap depan, serta berakhir pada spot berwarna kuning oranye berpola batik di ujung sayap. Ukuran antena lebih panjang daripada  sayap da tubuh ngengat, serta mengarah kebelakang. Ngengat aktif terbang, kawin dan meletakkan telur pada malam hari,yaitu sejak pukul 18.00 – 07.00 keesokan harinya. Pada siang hari, ngengat bersembunyi di tempat yang terlindung dari sinar matahari, yaitu di bagian bawah cabang horisontal dengan diameter 0-5 cm dan lebih dari 20 cm.
Gejala dan kerugian yang ditimbulkan :
Penggerek buah kakao (PBK) umumnya menyerang buah kakao yang masih muda dengan panjang sekitar 8 cm. Stadium yang menimbulkan kerusakan adalah stadium larva. Larva PBK memakan daging buah dan saluran makanan yang menuju biji, tetapi tidak menyerang biji. Gejala serangan baru tampak dari luar saat buah ,masak berupa kulit buah berwarna pudar dan timbul belang berwarna kuning hijau atau kuning jingga dan terdapat lubang gerekan bekas keluar larva serta jika dikocok tidak berbunyi , jika
Pengendalian dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.
1.   Daerah Bebas PBK
Daerah yang masih bebas dari serangan PBK disarankan melakukan pencegahan dengan melaksanakan karantina dan monitoring PBK. Sebagai strategi penanggulangan hama PBK secara nasional, pelaksanaan karantina sebaiknya memenuhi standar peraturan domestik dan internasional.  Tindakan karantina tersebut antara lain tidak memasukkan bahan tanaman kakao dari daerah terserang, membatasi lalu lintas manusia dan kendaraan dari dan daerah terserang PBK, tidak mengizinkan masuknya kendaraan atau bahan-bahan yang dapat dihinggapi oeh PBK dari daerah terserang PBk, serta memeriksa ada tidaknya PBK di kendaraan atau manusia yang memasuki kebun.
2.    Kepik Penghisap Buah
Gambar 2 (imago):
Ordo : Hemiptera
Famili : Miridae
Genus : Helopeltis
Spesies : Helopeltis sp.
Bioekologi :
Tiga faktor kehidupan yang menentukan serangan Helopeltis sp. yaitu cahaya matahari, kelembaban, dan arus angin di bawah tajuk. Helopeltis sp menyenangi lingkungan lembab, tetapi hama ini tidak tahan angin yang kuat. Cahaya matahari langsung selalu dihindarinya dan serangan hama ini menyenangi tempat-tempat terlindung pada areal kakao.

Gejala
Serangan pada buah muda dapat menyebabkan buah kering dan mati. Bercak pada buah yang terserang berat akan menyatuk, sehingga jika buah dapat berkembang terus, permukaan kulit buah menjadi retak dan terjadi perubahan bentuk (malformasi) yang dapat menghambat perkembangan biji di dalam buah.

Pengendalian dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.
a.    Pemanfaatan musuh alami berupa semut hitam.
b.    Pemanfaatan ekstrak limbah tembakau.
c.     Dengan memanfaatkan musuh alami dari kepik penghisap buah kakao ini.
3.    Penggerek Batang atau Cabang (Red Branch Borer)
Gambar  3 (larva) dan 4 (imago):
     
Ordo : Lepidoptera
Famili : Cossidae
Genus : Zeuzera
Spesies : Zeuzera coffeae
Bioekologi :
Kupu-kupu berukuran panjang 4 cm dan lebar  2,5 cm dengan warna dominan merah. Telur diletakkan pada celah kulit kayu. Telur berwarna kuning ungu dan bila hendak menetas berubah warna menjadi kuning kehitaman. Penyebarannya dibantu oleh parasut yang dibuat sendiri. Siklus hidupnya 4-5 minggu.
Gejala dan kerugian yang ditimbulkan :
            Pengendalian dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.
a.     Memotong cabang terserang sepanjang 30 cm dari lubang tempat masuknya. Cabang dikumpul lalu dibakar.
b.     Dengan mengintroduksi musuh alami dari hama ini, misalnya dengan menggunakan cendawan Beauveria bassiana, atau agen hayati lain.
4.    Ulat Api
Gambar 5 (larva) :
Ordo : Lepidoptera
Famili : Limacodidae
Genus : Darna
Spesies : Darna trima
Bioekologi :
            Pada waktu menetas, larva berwarna abu-abu dengan dua bercak berwarna jingga di kepala yang kemudian akan berubah warna menjadi kuning dengan garis berwarna coklat. Telur diletakkan di permukaan bawah daun, berwarna transparan, jumlahnya mencapai 40-90 butir.
Pengendalian dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.
a.     Meningkatkan sanitasi di bawah pohon kakao.
b.     Pengendalian dengan cara hayati merupakan cara yang amat penting, dan akan berjalan sendiri jika musuh alami tersedia dan dilestarikan. Jika menggunakan lamtoro sebagai tanaman pelindung, lakukan pemangkasan ranting-ranting lamtoro pada waktu ulat masih kecil, kemudian dimusnahkan.

5.    Ulat Jengkal/Ulat Kilan
Gambar 6 (larva) dan 7 (imago) :
  
Ordo : Lepidoptera
Famili : Geomitridae
Genus : Hyposidra
Spesies : Hyposidra talaca
Bioekologi :
Daur hidup ualt kilan sangat bergantung pada makanan dan iklim setempat. Daur hidupnya 2,5-3,5 bulan. Betinanya dapat meletakkan telur sampai 320 butir dan meletakkan telur berkelompok pada daun, lekukan buah kakao yang mongering.  Lama Stadium telur 5-6 hari. Menjelang menetas telur mengalami perubahan warna dari hijau kebiruan menjadi kehitaman. Gejala dan kerugian yang ditimbulkan :
Pengendalian hama
Pengendalian dilakukan dengan sanitasi kebun, mekanis (ulat dan kepompong dimusnahkan), dan menggunakan pestisida nabati (jika memang diperlukan). Pengendalian dengan cara hayati merupakan cara yang amat penting, dan akan berjalan sendiri jika musuh alami  tersedia dan dilestarikan (lihat halaman 30-57). Jika menggunakan lamtoro sebagai tanaman pelindung, lakukan pemangkasan ranting ranting lamtoro pada waktu ulat masih kecil, kemudian dimusnahkan.
6.    Apogonia sp.
Gambar 8 (imago) :
Ordo : Coleoptera
Famili : Scarabaeidae
Genus : Apogonia
Spesies : Apogonia sp.
Bioekologi :
Telur Apogonia sp. berbentuk lonjong dengan ukuran 1-1,3 mm menjelang menetas. Betina Apogonia sp. mampu menghasilkan telur sebanyak 40 butir, yang diletakkan di bawah serasah atau permukaan tanah sedalam 2,5-5 cm. Pupa Apogonia sp. panjangnya 15 mm. Periode larva 67-77 hari. Serangga dewasa menyerang tanaman kakao muda dengan naik ke bagian daun pada malam hari. Larvanya dapat merusak akar.
Gejala dan kerugian yang ditimbulkan :
Serangannya berlangsung pada malam hari. Apogonia sp. merusak daun kakao muda sehingga kelangsungan fotosintesis terhambat. Apogonia sp. menggerek mulai dari bagian pinggir daun. Tingkat serangan Apogonia sp. tampaknya berhubungan dengan kerapatan pohon pelindung. Pada areal yang penanaman pohon pelindungnya sangat intensif, tingkat serangan Apogonia sp. tinggi. Tingkat serangan juga dipengaruhi oleh keadaan gulma di areal pertanaman kakao.
            Pengendalian dilakukan dengan cara mekanis dan sanitasi kebun.




7.    Tikus (Rat)
Gambar 9 :





Ordo : Rodintia
Famili : Muridae
Genus : Rattus
Spesies : Rattus argentiventer Rob. & Kloss
Bioekologi :
Tikus berumur 1,5 bulan dapat berkembang biak dan menghasilkan anak 8-12 ekor dengan masa kehamilan 21 hari. Setelah 3 minggu, anak tikus memisahkan diri dari induknya dan mencari makanan sendiri.Seekor tikus dapat melahirkan 4 kali setahun.

Gejala dan kerugian yang ditimbulkan :
Buah kakao yang terserang akan berlubang dan akan rusak atau busuk karena kemasukan air hujan dan serangan bakteri atau jamur.

            Pengendalian dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.
a.    Melepas musuh alami seperti ular dan burung hantu untuk mengurangi jumlah hama ini.

PENYAKIT YANG MENYERANG TANAMAN KAKAO
1.    Penyakit Busuk Buah (Phytophthora palmivora)
Gambar 11  :

Ordo : Pythiales
Famili : Pythiaceae
Genus : Phytophthora
Spesies : Phytophthora palmivora  

Bioekologi :
Jamur ini mengadakan infeksi pada buah dapat bersumber dari tanah, batang yang sakit kanker batang, buah yang sakit, dan tumbuhan inang lainnya. P. palmivora terutama dapat bertahan dalam tanah. Dari sini jamur dapat terbawa oleh percikan-percikan air hujan ke buah-buah yang dekat tanah. Setelah mengadakan infeksi, dalam beberapa hari jamur pada buah bisa sudah dapat menghasilkan banyak sporangium. Sporangium ini dapat terbawa oleh percikan air,
Gejala dan kerugian yang ditimbulkan :
Buah kakao yang terserang berbercak coklat kehitaman, biasanya dimulai dari ujung atau pangkal buah dengan cepat menyebar ke seluruh buah. Buah menjadi busuk dalam waktu 14-22 hari. Pada permukaan buah yang sakit tadi timbul lapisan yang berwarna putih bertepung. Jamur juga masuk ke dalam buah dan menyebabkan busuknya biji-biji. Tetapi kalau penyakit timbul pada buah yang hampir masak, biji-biji masih bisa dipungut dan dimanfaatkan. 
Pengendalian dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.
a.    Mengurangi kelembapan kebun, misalnya dengan memperbaiki drainase, memangkas tanaman kakao dan pohon pelindung dengan teratur, dan mengendalikan gulma.
b.    Mempertahankan serasah sebagai mulsa di sekitar pangkal batang.
c.     Memanen buah yang masak secara teratur sambil membersihkan buah-buah yang sakit. Buah yang sakit beserta dengan kulit buah (cangkang) dipendam cukup dalam sehingga paling sedikit tertutup tanah setebal 10 cm.
d.    Buah diselubungi dengan plastic untuk mengendalikan busuk buah dan penggerek buah kakao.
e.    Selama musim penghujan buah-buah disemprot dengan fungisida.

2.    Kanker Batang
Gambar  :
Ordo : Pythiales
Famili : Pythiaceae
Genus : Phytophthora
Spesies : Phytophthora palmivora  

Bioekologi :
Jamur ini mengadakan infeksi pada buah dapat bersumber dari tanah, batang yang sakit kanker batang, buah yang sakit, dan tumbuhan inang lainnya. P. palmivora terutama dapat bertahan dalam tanah. Dari sini jamur dapat terbawa oleh percikan-percikan air hujan ke buah-buah yang dekat tanah. Setelah mengadakan infeksi, dalam beberapa hari jamur pada buah bisa sudah dapat menghasilkan banyak sporangium. Sporangium ini dapat terbawa oleh percikan air, atau oleh angin,
Gejala dan kerugian yang ditimbulkan :
Yang dimaksud dengan kanker dalam ilmu penyakit tumbuhan adalah luka yang berbatas jelas pada kulit, dikelilingi oleh jaringan kalus, yang seringkali terbuka sehingga kayu tampak dari luar.
Pada penyakit kanker batang kakao pada batang atau cabang yang besar terdapat tempat yang warnanya lebih gelap dan agak mengendap. Pada tanaman yang sangat rentan tempat ini sering mengeluarkan cairan kemerahan, yang setelah mongering tampak seperti lapisan karat pada permukaan kulit. Gejala ini sukar terlihat karena tertutup oleh lapisan luar kulit, lebih-lebih kalau permukaan batang tertutup oleh lumut atau lumut kerak. Kalau lapisan kulit luar dikorek, tampak bahwa lapisan kulit bagian dalam berwarna merah kecoklatan. Bercak ini dapat meluas dengan cepat sehingga banyak kulit produktif yang rusak.
Pengendalian dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.
a.    Buah-buah yang bergejala busuk buah harus segera dipetik dan dipendam karena busuk buah berkaitan dengan timbulnya kanker batang.
b.    Perlu diusahakan agar infeksi pada kulit dapat segera diketahui. Pada bagian yang sakit kulit luar (kerak) dikorek, sehingga kulit dalam terlihat.
c.     Pemeliharaan kebun yang dilakukan sebaik-baiknya akan meningkatkan ketahanan pohon-pohon. Lebih-lebih kalau usaha ini disertai dengan pembersihan buah-buah sakit dengan daur yang pendek, misalnya seminggu sekali.
Vascular Streak Dieback (VSD)
Gambar  :
Ordo : Uredinales
Kelas : Basidiomycetes
Genus : Oncobasidium
Spesies : Oncobasidium theobromae

Bioekologi :
O. theobromae adalah jamur yang sangat unik, merupakan satu-satunya jenis Basidiomycotina yang menginfeksi xylem, dipencarkan oleh angin, menginfeksi daun. Sifatnya mendekati sifat jamur yang biotrofik. O. theobromae membentuk Basidiospora yang hanya pada waktu malam, dan disebarkan oleh angin. Dengan cara ini jamur tidak dapat tersebar jauh, karena kelembapan tinggi pada umumnya hanya terjadi bila udara tenang. Untuk pembentukan Basidiospora tubuh buah jamur harus basah diwaktu malam. Adanya hujan malam yang diikuti dengan embun akan membantu penyebaran penyakit.
Gejala dan kerugian yang ditimbulkan :
Satu atau dua daun pada flush kedua atau ketiga di belakang titik tumbuh menguning secara khas. Pada daun ini terjadi bercak-bercak hijau kecil yang berbatas tegas, yang tersebar pada latar belakang kuning. Daun yang sakit akan gugur beberapa hari setelah menguning. Pada ranting yang bersangkutan terjadi gejala ompong, satu atau dua daun gugur, sedangkan beberapa daun di sebelah bawah dan atasnya masih lengkap. 
            Pengendalian dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.
a.    Penanaman kultivar yang tahan terhadap penyakit ini.
b.    Melakukan pemangkasan untuk menghilangkan ranting atau cabang yang sakit yang mengandung jamur (sanitasi) dan untuk mengurangi kelembapan kebun.
c.     Pembibitan dibuat jauh dari kebun yang berpenyakit agar pembibitan menghasilkan bibit yang sehat.

3.    Jamur Upas
Gambar  :
Ordo : Stereales
Famili : Corticiaceae
Genus : Corticium
Spesies : Corticium salmonicolor

Bioekologi :
Jamur upas dipencarkan oleh Basidiospora yang terbawa oleh angin. Basidiospora tidak dapat terangkut jauh dengan tetap hidup karena mempunyai dinding tipis dan hanya terbentuk bila udara lembap (udara yang lembap hanya terjadi kalau udara tenang).
Gejala dan kerugian yang ditimbulkan :
Infeksi jamur ini pertama kali terjadi pada sisi bagian bawah cabang ataupun ranting. Apabila menyerang ranting dan cabang kecil umumnya tidak menimbulkan kerugian yang berarti, karena dengan memotong ranting/cabang kecil yang terserang cukup untuk mengendalikan jamur ini dan tumbuhnya bunga pada ranting dan cabang kecil tidak kita harapkan.
Serangan  dimulai dengan adanya benang-benang jamur tipis seperti sutera, berbentuk
sarang laba-laba. Pada fase ini jamur belum masuk ke dalam jaringan kulit. Pada bagian ujung dari cabang  yang sakit, tampak daun-daun layu dan banyak yang tetap melekat pada cabang, meskipun sudah kering.
            Pengendalian dapat dilakukan dengan cara mekanis, yaitu memotong cabang/ranting sakit sampai 15 cm pada bagian yang masih sehat; membersihkan /mengeruk benang-benang jamur pada gejala awal dari cabang yang sakit, kemudian diolesi dengan fungisida. Cara kedua adalah dengan kultur teknis, yaitu pemangkasan pohon pelindung untuk mengurangi kelembaban kebun sehingga sinar matahari dapat masuk ke areal pertanaman kakao.
4.    Penyakit Antraknose
Gambar  :
Ordo : Melanconiales
Famili : Melanconiacea
Genus : Colletotrichum
Spesies : Colletotrichum gloeosporioides

Bioekologi :
Penyakit ini tersebar melalui spora yang terbawa angin ataupun percikan air hujan. Penyakit cepat berkembang terutama pada musim hjan dengan cuaca panas dan kelembaban tinggi.

Gejala dan kerugian yang ditimbulkan :
Pada daun muda nampak bintik-bintik coklat tidak beraturan dan dapat menyebabkan gugur daun. Ranting gundul berbentuk seperti sapu dan mati. Pada buah muda nampak bintik-bintik coklat yang berkembang menjadi bercak coklat berlekuk (antraknose).  Buah muda yang terserang menjadi layu, kering, dan mengeriput. Serangan pada buah tua akan menyebabkan gejala busuk kering pada ujungnya.

Pengendalian penyakit dilakukan dengan memangkas cabang & ranting yang terinfeksi, mengambil buah-buah yang sakit dikumpulkan dan ditanam atau dibakar. Melakukan pemupukan (N,P,K) satu setengah kali dosis anjuran. Pengaturan naungan sehingga tajuk pohon kakao tidak terkena sinar matahari langsung dan perbaikan drainase tanah untuk menghindari genangan air di dalam kebun.

GULMA PADA TANAMAN KAKAO
Teki Ladang
Teki ladang atau Cyperus rotundus adalah gulma pertanian yang biasa dijumpai di lahan terbuka. Apabila orang menyebut "teki", biasanya yang dimaksud adalah jenis ini, walaupun ada banyak jenis Cyperus lainnya yang berpenampilan mirip. Teki sangat adaptif dan karena itu menjadi gulma yang sangat sulit dikendalikan. Ia membentuk umbi (sebenarnya adalah tuber, modifikasi dari batang) dan geragih (stolon) yang mampu mencapai kedalaman satu meter, sehingga mampu menghindar dari kedalaman olah tanah (30 cm). Teki menyebar di seluruh penjuru dunia, tumbuh baik bila tersedia air cukup, toleran terhadap genangan, mampu bertahan pada kondisi kekeringan.
Gejala
Gejala yang di timbulkan oleh Kelompok ini memiliki daya tahan luar biasa terhadap pengendalian mekanik karena memiliki umbi batang di dalam tanah yang mampu bertahan berbulan-bulan. Selain itu, gulma ini menjalankan jalur fotosintesis C4 yang menjadikannya sangat efisien dalam 'menguasai' areal pertanian secara cepat. Ciri-cirinya adalah penampang lintang batang berbentuk segitiga membulat, dan tidak berongga, memiliki daun yang berurutan sepanjang batang dalam tiga baris, tidak memiliki lidah daun, dan titik tumbuh tersembunyi. Kelompok ini gila sekali

Pengendalian
Pengendalian denghan cara penyemprotan pektisida.

Pakis

Tumbuhan paku (atau paku-pakuan) adalah sekelompok tumbuhan dengan sistem pembuluh sejati (Tracheophyta, memiliki pembuluh kayu dan pembuluh tapis) tetapi tidak menghasilkan biji untuk reproduksi seksualnya. Alih-alih biji, kelompok tumbuhan ini mempertahankan spora sebagai alat perbanyakan generatifnya, sama seperti lumut dan fungi.
Description: http://farm1.staticflickr.com/206/465353661_30eb2f8d5c_z.jpg






Gejala
Gejala yang di timbulkan oleh pakis spesifiknya tidak terlihat. Hanay sekedar gulma pegganggu dan tidak merugikan
Pengendalian
Pengendalian gulma pakis ini dengan cara pengikisan dan pembersihan pada saat pemanenan yang dilakukan oleh pekerja.




ilalang
Description: frames




Pokok Lalang merupakan sejenis tumbuhan yang terdapat di hutan Malaysia. Pokok ini juga terdapat di negara-negara tropika dan kawasan serdahana lain termasuk ASEAN. Nama botani pokok Keladan adalah Imperata cylindrica.Lalang dianggap salah satu rumpai. gejala
gejala yang tanpak pada ilalang ini adalah tertutupnya tanaman yg kita tanam dan terhambatnya perkembangan akar tanaman dan bisa mendatangkan hama lain .

Pengendalian
Pengendalian ilalang ini adalah dengan di tebasa dan di beri pektisida dan penebasan di lakukan dengan secara menyeluruh,
4.2. HAMA,PENYAKIT DAN GULMA PADA TANAMAN KELAPA HEBRIDA
HAMA KELAPA HEBRIDA
Hama Perusak Pucuk
1.                  Kumbang sagu (Rhynchophorus ferruginous)
Ciri: imago, berbentuk kumbang dengan masa perkembangan 11-18 hari. Ciri khas nya adalah tinggal di kokon sampai keras. Gejala: merusak akar tanaman muda, batang dan tajuk, pada tanaman dewasa merusak tajuk, gerekan pada pucuk menyebabkan patah pucuk, liang gerekan keluar lendir berwarna merah coklat. Pengendalian: (1) hindari perlukaan, bila luka dilumuri ter; (2) potong dan bakar tanaman yang terserang; (3) sanitasi kebun; (4) secara kemis dengan insektisida Thiodan 35 EC 2-3 cc/liter larutan, Basudin 10 G dan sevin 85 SP pada luka dan diperkirakan ada serangan Kumbang sagu;
Hama Perusak Daun
1.                  Parasa lepida
Ciri: kupu-kupu berentang sayap 32-38 mm berwarna kuning emas muda, masa pertumbuhan ± 375 hari. Gejala: memakan anak-anak daun sebelah bawah setempat-setempat, tetapi tidak sampai tembus, meninggalkan bekas ketaman/gigitan yang melebar sehingga tinggal urat-uratnya serta jaringan daun atas, ulat yang tua merusak daun dari pinggir ke tengah sampai lidinya,
2.                  Darna sp
Ciri: imago berbentuk kupu-kupu dengan rentang sayap 14-20 mm. Masa pertumbuhan 30-90 hari. Gejala: (1) pada musim kering, Meninggalkan bekas gigitan tidak teratur pada daun tua, pelepah daun terbawah terkulai; (2) daun-daun yang rusak hebat menjadi merah-sauh, kecuali pucuknya dan beberapa daun yang termuda; (3) tandan-tandan buah dan daun sebelah bawah terkulai bagaikan layu terutama kalau kering dan akhirnya bergantung kebawah di sisi batangnya. (4) buahnya gugur; (5) daun-daun mudak duduk seperti biasa, tetapi kadang-kadang mulai merah sauh. Hanya pucuknya dan daun-daun yang masih muda sekali yang utuh. Pengendalian: (1) mengadakan pronggolan daun dan kemudian membakarnya; (2) menggunakan parasit musuhnya yaitu parasit kepompong Chaetexorista javana, Ptycnomyaremota, Musca conducens; atau tabuhan-tabuhan parasit Chrysis dan Syntomosphyrum; (3) menyuntikkan pestisida Ambush 2 EC 2-3 cc/liter air atau penyemprotan pada stadium larva. Atau insektisida Agrothion 50 EC dengan konsentrasi 0,2-0.4%, Basudin 60 EC dengan konsentrasi 0,3%.
Hama Perusak Bunga
1.                  Ulat Tirathaba
Ciri: ulat berwarna coklat kotor bergaris memanjang pada punggungnya, berukuran 22 mm. Masa keperidiannya 12-31 hari. Gejala: (1) bunga jantan berlubang-lubang lebih banyak dari bunga betina; (2) buah yang baru kadang berlubang-lubang; (3) banyak tahi ulat; (4) bunga-bunga jantan gugur dankotoran-kotoran lain melekat menjadi satu bergumpal-gumpal kecil; (5) bongkol bunga penuh kotaoran dan berbau busuk. Pengendalian: (1) mengumpulakn bunga-bunga yang terserang dan membakarnya; (2) pemotongan mayang dan membakarnya; (3) membersihan pangkal daun kelapa dari pupa dan larva; (
Hama Perusak Buah
1.                  Tikus pohon, Rattus rattus roque
Ciri: hidup di tanah, pematang sawah, atau dalam rumah. Gejala: (1) buah kelapa berlubang dekat tampuknya.; (2) lubang pada sabut dan tempurung sama besarnya. Bentuk tidak rata kadang bulat, kadang melebar. Pengendalian: (1) memburu tikus, memasang perangkap atau umpan-umpan beracun; (2) sanitasi mahkota daun kelapa agar tidak menjadi sarang tikus.
2.                  Tupai/ bajing, Callosciurus notatus dan C. Nigrovitatus
Gejala: (1) menggerek buah kelapa yang sudah agak tua di bagian ujung buah; (2) lubang gerakan pada bagian tempurung bulat, tapi bagian serabut tidak rata; (3) isi buah habis dimakan 2-3 hari; (4) seekor bajing merusak 1-2 buah dalam 1 bulan. Pengendalian: sama dengan pemberantasan tikus.
. Hama Perusak Bibit
1.                     Anai-anai randu, Coptotermes curvignatus.
Ciri: imago berwarna coklat-hitam (laron, kalekatu, siraru). Gejala: (1) anai-anai menyerang bibit dengan merusak sabut dari buah atau benih yang disemai. Serangan terjadi pada lahan lateris yang bertekstur pasir berlempung yang sarang; (2) bibit layu pucuknya kemudian mati. Pohon kelapa muda kadang-kadang pula mati pucuknya kemudian binasa. Pada batang sering nampak lorong anai-anai yang dibuat dari tanah, dari bawah menuju ke atas. Pengendalian:
2.                     Kumbang bibit kelapa (Plesispa reichei Chap)
Ciri: imago berbentuk kumbang dengan masa keperidian 90 hari. Gejala: (1) daun bibit atau daun kelapa muda yang berumur 1-4 tahun mula-mula bergaris-garis yaitu bekas dimakan kumbang. Garis-garis bersatu menjadi lebar. Tempat-tempat tersebut membusuk atau kering; (2) daun kelapa dapat menjadi kering atau sobek-sobek seperti terkena angin kencang; (3) serangan yang hebat dapat mematikan bibit atau tanaman muda. Pengendalian: (1) pengambilan terhadap setiap stadium dengan tangan; (2) disemprot dengan Diacin 60 EC dengan dosis 1,5-2 cc/liter air; (3) berikan Furadan 3 G di polybag 2-5 gram per bibit; (4) cara biologis dengan parasit telur Oencyrtus corbetti dan Haeckliana brontispae atau tabuhan parasit larva dan kepompong Tetrastichodes plesispae.
3.                     Belalang bibit kelapa, Valanga transiens
Ciri: imago berwarna merah-sauh bersemu kuning. Kakinya kekuning-kuningan. Pada kaki belakang nampak 2 bercak hitam. Pada syap belakang, ayaitu yabng cerah tidak ada warna merah pada pangkalnya. Panjang belalang jantan 37-50 mm, sedang betina 55-60 mm. Gejala: (1) gigitan yang tidak beraturan pada daun kelapa bibit yang berada dibawah 1 tahun dan yang belum terbelah; (2) untuk bibit yang daunya telah membuka tidak terlalu menderita oleh serangan ini. Pengendalian: dengan menyemprotkan basudin 60 EC atau Dimecron 50 EC.
. Penyakit Menyerang Bibit
1.                  Penyakit bercak daun (Gray leaf spot); penyebab cendawan Pestalotia palmarum Cooke.Gejala: (1) timbul bercak-bercak yang tembus cahaya pada daun-daun dan kemudian berubah warna menjadi coklat kekuning-kuningan sampai kelabu; (2) bercak-bercak bersatu membentuk bercak yang lebih besar yang terdapat bintik-bintik yang terdiri dari acervuli cendawan. Pengendalian: bibit disemprot dengan fungisida misalnya Dithane M-45 atau Perenox dengan dosis 0.1-0.2 %.
. Penyakit Menyerang Tanaman Muda
1.                  Penyakit busuk tunas (Bud rot); penyebab cendawan Phytophthora palmivora Buttler.
Gejala: (1) mengeringnya daun-daun muda di tengah-tengah tajuk; (2) daun berwarna coklat dan patah pada pangkalnya; (3) pangkal membusuk, yang kemudian dapat mencapai titik tumbuh sehingga pertumbuhan tanaman terhenti dan mati; Pengendalian: belum diketahui cara penanggulangan yang tepat dan efektif.
PENYAKIT PADA KELAPA HEBRIDA
1.                  Penyakit karat batang
Penyebab: cendawan Ceratostomella paradoxa. Gejala: (1) batang menjadi rusak dan dari celah-celah batang yang berwarna karat akan keluar cairan, dimana jaringan pada bagian ini telah rusak; (2) terjadi gangguan fisiologis yang mempengaruhi pertumbuhannya. Pengendalian: menyayat atau mengerok bagian yang rusak, tutup dengan penutup luka (misalnya ter).
2.                  Penyakit busuk akar
Penyebab: cendawan Ganoderma lucidum. Gejala: pembusukan akar akibat permukaan air tanah yang dangkal, drainase jelek dan tata udara yang buruk. Pengendalian: perbaikan sifat-sifat fisik tanah dan pembuatan saluran-saluran drainase. Pohon yang terserang penyakit dibongkar dan dibakar pada tempat yang terpisah.
3.                  Penyakit akar
Penyebab: cendawan parasit yang kadang-kadang diperburuk pula dengan adanya gangguan nematoda parasit. Gejala: (1) adanya perubahan warna daun secara berangsur-angsur. Warna kuning pucat pada daun terbawah berangsur-angsur hilang ke bagian daun yang lebih muda;
GULMA PADA TANAMAN KELAPA HEBRIDA
1.                  Lalang (Imperata cylinddrica), pertumbuhan tinggi dapat mencapai 1-2 meter, penyebaran sangat cepat melalui rhyzoma (rimpang) maupun buahnya yang bersayap.
2.                  Teki (Cyperus rotrendus)
3.                  Lampuyangan (Panium repens)
4.                  Pahitan (Paspalum konjugatum)
5.                  Sembung rambat (Mikania cordata); tanaman ini mengeluarkan racun kepada tanaman lainmelalui cairan akarnya yang dapat menekan kegiatan bakteri pengikat nitrogen.
6.                  Tahi ayam (Lantana camara)
7.                  Kipahit (Euphathorium odorotum); tanaman ini dapat mencapai ketinggian 4-5
8.                  eter dan berbentuk belukar.
Cara pemberantasan gulma, meliputi:
1.                  Penyiangan secara mekanis: (1) clean weeding, pengendalian gulma secara keseluruhan pada areal pertanaman;
2.                  Penyiangan secara kimia: (1) mencampur paracol dengan air 2,5-3 liter/450 liter; (2) memasukkan herbisida ke dalam tangki sprayer dan memompa sampai batas barometer pada tanda merah (otomatis), bagi srayer semi otomatis menyemprot sambil memompa; (3) menyemprotkan pada gulma, dengan memperhatikan pengaman (arah angin, masker dan sarung tangan); (4) perkirakan saat penyemprotan yang tepat yaitu 6 jam setelah penyemprotan tidak hujan. Bila perlu gunakan sticker (perekat dan perata semprotan); (5) interval waktu 1 x 3 bulan.
4.3. HAMA,PENYAKIT DAN GULMA PADA TANAMAN KELAPA SAWIT
PENYAKIT PADA TANAMAN KELAPA SAWIT
1.                  P  enyakit Busuk Pangkal Batang Kelapa Sawit
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhO8K94LmTkFauZhIL4ToRX4fkFeQeYc4jd7VTuTBHrn0VpwV8ElG_g3bs2qU_xIrWbPnKRlFg4EA6JJ3C8WKjH7p-wnTb92ogBe3xECPHCkR9MWuDZKVi6mmMuEl4mkpmaN37RCh5JYH8/s1600/Picture2.jpg
Pengenalan dan Penanggulangan Penyakit Busuk Pangkal Batang (Ganoderma) pada Tanaman Kelapa Sawit. Penyakit ini merupakan penyakit terpenting di perkebunan kelapa sawit Indonesia. Pada areal yang terserang, setiap tahun 1-2 persen tanaman kelapa akan mati. Di areal pertanaman kelapa sawit generasi pertama atau kedua tingkat serangan akan lebih tinggi dan lebih cepat. Serangan berat dapat mengakibatkan populasi tanaman yang berumur kurang dari 15 tahun hingga 20-30 persen.
*Penyebab Penyakit
Description: http://t1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcThxh3DszUvOF8RkVSJr1G_Vyuwoq-0deSBGikzZzTroUK4OhzZ
Penyakit Busuk Pangkal Batang Kelapa Sawit disebabkan oleh jamur patogen  anoderma boninense.
Gejala Serangan
Gejala Serangan , gejala awal beberapa pelepah daun yang berada di pucuk berwarna pucat seperti kekurangan unsur hara . Gejala Lanjut: 1. Daun mengalami nekrosis dimulai dari daun tua kemudian ke daun yang lebih muda
Tanaman kelapa sawit yang terserang penyakit busuk pangkal batang tampak daunnya menguning dan layu kemudian pelepahnya terkulai ke tanah yang dimulai pada pelepah daun yang tua.
Penanggulangan Penyakit
1. Membersihkan sumber infeksi sebelum penanaman di bekas areal kelapa dan kelapa sawit, lahan harus benar-benar bersih dari tunggul kelapa dan kelapa sawit
2. Mencegah penularan penyakit dalam kebun a. Pohon yang sudah menunjukkan gejala sakit pada daun umumnya tidak dapat ditolong lagi, maka dianjurkan agar pohon tersebut diracun, kemudian ditebang. Tunggul dan akar-akarnya digali dalam radius 60 cm b.
1.     Penyakit akar Blast disease
Penyebab : cendawan Rhyzoctonia lamellifera dan Phytium sp.
Gejala serangan :
·        Bila menyerang pesemaian dapat menyebabkan kematian bibit secara mendadak.
·        Bila menyerang tanaman dewasa akan menyebabkan daun menjadi layu, kemudian tanaman mati.
·        Kalau perakaran tanaman dilihat, tampak adanya pembusukan pada akar.
Pengendalian :
·        Pembuatan pesemaian yang baik agar pertumbuhan bibit sehat dan kuat.
·        Pemberian air irigasi pada musim kemarau dapat mencegah terjadinya gangguan penyakit ini.

Penyakit garis kuning pada dau N
Description: http://blog.ub.ac.id/danik/files/2012/02/121.jpg
Penyebab : cendawan Fusarium oxysporum
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh5A-IgdQHB0dLhSN9otrtNBJ4rFcM4awJQNXavSn8Bsx927AgbwrS0kn3Bd8BUXE6aVFoZyV46-Uker24cjWQDEwygfdZguF5Le_aWBf0mYR7E_zlyvm8hEbC81W7TV4rFN2zLcaiczrM/s1600/Phialophora+parasitica.jpg

Gejala serangan :
·        Infeksi penyakit sudah terjadi pada saat daun belum membuka.
·        Setelah daun membuka akan tampak adanya bulatan-bulatan oval berwarna kuning pucat mengelilingi warna coklat tempat konidiofora.
·        Bagian-bagian tersebut kemudian mengering.
Pengendalian : Menanam bibit yang bebas dari infeksi penyakit ini.

Penyakit batang dry basal rot.
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgYonczXKiFD-SpKpR5JapuNovxnjTPon3QjkqJv4_Y_UaufZO3Y64Jr-mUKHdD-HXOI6vkkUPjVTFE-RZYbEFL3z2mYAL-PyU4cGRBM_yPr1wCzjnTDmG2trxqd2kqib_Qhv0ZSvtijs93/s1600/ganoderma-boninense-pada-batang-pohon-kelapa-sawit.jpg
Penyebab : cendawan Ceratocyctis paradoxa.
Gejala serangan :
·        Tandan buah yang sedang berbunga mengalami pembusukan.
·        Pelepahnya mudah patah, tetapi daun tetap berwarna hijau untuk beberapa saat, meskipun pada akhirnya akan membusuk dan mongering.
·        Semua gejala tersebut sesungguhnya disebabkan karena terjadinya pembusukan (busuk kering) pada pangkal batang.
Pengendalian : Menanam bibit yang bebas dari infeksi penyakit ini.
GULMA PADA TANAMAN SAWIT
1.                  Teki Ladang
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiBxCPWrpxe3gkMbrjxFPebfoATJu_Ps6NyEaJ6Zkm8IyMzpIotF0Q_W5IXSq8vJ81ID8Cu52YoB5jFOoqPGVwvEjB87UC6dJtZVuMSVKeLC99u_49WoO_y58sD_E5I6Dxf8BP6K7MCZXM/s1600/rumput.jpg
Teki ladang atau Cyperus rotundus adalah gulma pertanian yang biasa dijumpai di lahan terbuka. Apabila orang menyebut "teki", biasanya yang dimaksud adalah jenis ini, walaupun ada banyak jenis Cyperus lainnya yang berpenampilan mirip.
Gejala
Gejala yang di timbulkan oleh Kelompok ini memiliki daya tahan luar biasa terhadap pengendalian mekanik karena memiliki umbi batang di dalam tanah yang mampu bertahan berbulan-bulan.


Pengendalian
Pengendalian denghan cara penyemprotan pektisida.

2.                  Pakis

Tumbuhan paku (atau paku-pakuan) adalah sekelompok tumbuhan dengan sistem pembuluh sejati (Tracheophyta, memiliki pembuluh kayu dan pembuluh tapis) tetapi tidak menghasilkan biji untuk reproduksi seksualnya. Alih-alih biji, kelompok tumbuhan ini mempertahankan spora sebagai alat perbanyakan generatifnya, sama seperti lumut dan fungi.



Description: http://farm1.staticflickr.com/206/465353661_30eb2f8d5c_z.jpg






Gejala
Gejala yang di timbulkan oleh pakis spesifiknya tidak terlihat. Hanay sekedar gulma pegganggu dan tidak merugikan
Pengendalian
Pengendalian gulma pakis ini dengan cara pengikisan dan pembersihan pada saat pemanenan yang dilakukan oleh pekerja.
3.                  ilalang
Description: frames




Pokok Lalang merupakan sejenis tumbuhan yang terdapat di hutan Malaysia. Pokok ini juga terdapat di negara-negara tropika dan kawasan serdahana lain termasuk ASEAN. Nama botani pokok Keladan adalah Imperata cylindrica.Lalang dianggap salah satu rumpai. Lalang mudah membiak melalui benih yang ditiup angin, melalui keratan rizom.Bagaimanapun lalang mempunyai kepentingan tertentu. gejala
gejala yang tanpak pada ilalang ini adalah tertutupnya tanaman yg kita tanam dan terhambatnya perkembangan akar tanaman dan bisa mendatangkan hama lain .
Pengendalian
Description: http://kliniksawit.com/images/stories/Hama/sethosea.pngPengendalian ilalang ini adalah dengan di tebasa dan di beri pektisida dan penebasan di lakukan dengan secara menyeluruh,
HAMA PADA TANAMAN KELAPA SAWIT
1. Gejala serangan Ulat Api Pada tanaman kelapa sawit



Ulat api termasuk ke dalam famili Limacodidae, ordo Lepidoptera (bangsa ngengat). Ulat ini ‘tidak berkaki’ atau apoda, meskipun jika diperhatikan dengan lebih jeli, di bagian ventral tubuhnya terdapat bangunan mirip mangkuk pengisap.
Gejala Serangan
Hama ulat api ini sangat berbahaya karena dapat melumpuhkan metabolisme pertumbuhan tanaman kelapa sawitulat api ini memakan daun
Ulat api memiliki banyak inang, salah satu diantaranya adalah tanaman kelapa sawit. Jenis ulat api yang menyerang kelapa sawit antara lain Setothosea asigna, Setora nitens, Darna trima, dan Ploneta diducta namun  jenis ulat api yang banyak menyerang tanaman kelapa sawit adalah S. asigna dan S. nitens.
Cara pengendalian hama ulat api ini ada dua cara yaitu :
1.                  cara kimia : yaitu dengan cara penyemprotan pestisida metadol dalam penyiraman ini dilihat dari umur tanaman jika tanaman tinggi maka di pakai cara pengasapan pengasapan di lakukan dari sore hingga malam, kenapa harus pada sore hari hingga malam karena angina sekitar akan buyar dan mengurangi pencemara lingkunagan.
2.                  cara hayati : yaitu dengan kumbang kepik dan bunga tunera
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgmEBKdypJx02P9zYKc1BD26-EIZkum8nnTmq9MmoLNL36n-AXmOoYBbM2LxMwYWbT9plcxWIm-J2cFQd0rXflfT1z0FAVb_psrlzvHd2C9KsXZiXNhpdQ5ThOVbUp80HCxxhOecc5VCis/s400/Tanaman+obat+Bunga+Pukul+Delapan+%28Turnera+ulmifolia+L.%29++1.JPG Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiBPpVjVR3M85F-mVWlgpEHuhoIVdbpA22zrHPnUijMxKljZOEktORg6Xj_ua50-oL9sc9zjnC501bdW_PizYJk8780DLmLQU8dtGfw6vf7UIBxEDpLmSvpo-cVpftBPKhKwKdpjph-ZaJe/s1600/kepik.jpg     
Kumbang kepik adalah salah satu cara pengendalian hama ulat api dan bunga tunera,di TBS sengaja di tanam bunga tunera sengaja di budidayakan oleh pihak TBS cara penanaman oleh pihak TBS adalah dengan cara di setiap tanaman depan di beri 5 bunga tunera ini.
3.                  Tikus
Description: http://blogs.unpad.ac.id/pasirbiru/files/2010/07/IMG_12031.jpg

Tikus adalah binatang yang sangat tidak disukai oleh manusia, selain menjijikkan ternyata tikus juga telah memberikan kerugian yang cukup besar bagi perekonomian sumber kehidupan  manusia, seperti kebun kelapa sawit yang saat ini sedang booming karena harganya yang cukup signifikan

Gejala Serangan
Akabit dari serangan tikus ini adalah menyebabkan mati pada tanaman karena tikus memakan akar tanaman dan akhirnya tanaman mati.



Cara Pengendalian
1.                  kimia : yaitu dengan penggunaan klerak CIU (terutama Sapindus rarak De Candole, dapat pula S. mukorossi) atau dikenal juga sebagai rerek atau lamuran adalah tumbuhan yang dikenal karena kegunaan bijinya yang dipakai sebagai deterjen tradisional
2.                  hayati yaitu dengan menggunakan burung hantu .
3.                  Landak
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEixhcGFXIQQdNO1JLT-nRvcUSrsepIyGdYsgt3HNTc9HYfoDeJOz-axAtcaUk9ltz7uTgd9-7ZCN0k3p5RQgQy1N0X7AgxiKRRNu48hghOR1czFPWpTNch6pj1ufJl_sTk4h_e7M73IhRW3/s1600/porcupine-main_Full.jpg






Landak adalah hewan pengerat (Rodentia) yang memiliki rambut yang tebal dan berbentuk duri tajam. Hewan ini ditemukan di Asia, Afrika, maupun Amerika, dan cenderung menyebar di kawasan tropika.
Gejala serangan
Gejala serangannya ditunjukkan dengan rusaknya tanaman yang muda karena tercabut dari lubang tanamnya. Dengan kukunya yang tajam, landak akan menggali pangkal batang dan merusak bonggol perakaran. Akibatnya tanaman sawit muda akan tercabut dari lubang tanam dan mati

Pengendalian
Pengendalian hama landak Ini adalah dengan menggunakan jarring yang di pagarka di sekeliling tanaman kelapa sawit sehingga apabila landak ini dekat akan tersangkut oleh jarum2 bulu landak.dan selain dengan jarring juga bisa di gunakan dengan cara berburu, dan menggunakan jasa burung hantu.
4.                  Babi
Description: http://media.viva.co.id/thumbs2/2010/08/18/94588_babi-rusa_663_382.jpg
Babi hutan merupakan jenis hama mammalia penting pada perkebunan kelapa sawit. Sebenarnya satwa ini bukanlah merupakan penghuni tetap pada ekosistim perkebunan kelapa sawit. Kerusakan yang ditimbulkannya pada kelapa sawit hanya merupakan efek sekunder dari kehadirannya pada kebun sawit. Mereka adalah salah satu penghuni tetap hutan. Habitatnya meliputi kisaran geografis yang sangat beragam, pada hampir semua ekosistim, mulai dari padang alang-alang, semak belukar, hutan sekunder, hutan payau, hingga hutan pegunungan.

Gejala Yang Di Timbulkan
Babi hutan terutama menyerang tanaman kelapa sawit yang masih muda atau yang baru ditanam, karena mereka menyukai umbutnya yang lunak. Timbulnya serangan babi hutan pada tanaman kelapa sawit tidak semata-mata karena populasinya yang tinggi di habitatnya dalam hutan yang berdekatan, tetapi erat hubungannya dengan sifat satwa liar ini yang rakus.
Pengendalian
Upaya melindungi tanaman kelapa sawit terhadap serangan babi adalah dengan menghalau babi sehingga tidak memasuki areal perkebunan. Hal ini dapat dilakukan dengan beberapa sebagai berikut:
b.                  Menggunakan electric-fence dengan ketinggian kawat teratas 1,5 m, dengan 4 kawat, sekaligus untuk mencegah babi hutan. Cara ini efektif jika dibarengi dengan membuat barier terbuka tanpa pohon selebar 7,5 – 10 m



BAB VI
PEMBAHASAN
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa mekanisme terjadinya kerusakan penyakit pada tanaman dapat terjadi oleh beberapa penyebab pathogen dan hama. Hama yang terdapat pada tanaman padi adalah Walang sangit (Leptocorixa acuta) walang sangit sering sekali menjadi penyebab utama rusaknya bulir padi, sehingga bulir pada jadi hampa dan kempes. Walang sangit memiliki cirri-ciri yaitu : mempunyai dua pasang sayap, sepasang tebal dan sepasang lagi seperti selaput, memiliki tipe alat mulut menusuk mengisap, dan metamorfosisnya tidak sempurna. Penyebab kerusakannya adalah Leptocorixa acuta, aktifnya pagi hari, warna serangga hijau kekuning-kuningan sesuai dengan warna bulir padi yang disenanginya. Telur diletakkan dalam kelompok pada permukaan daun, bentuknya seperti biji gulma. Gejala serangan : Butir padi stadium matang susu menjadi hampa atau setengah hampa karena cairannya dihisap oleh hama ini, terdapat lubang bekas tusukan berwarna abu-abu kekuning-kuningan
Hama yang terdapat pada tanaman golkar yang disebabkan oleh hama gejala puru. Kelompok ini mulu-mula masuk kedalam jaringan tanaman melalui bagian-bagian tanaman yang masi muda. Puru terbentuk akibat sekresi yang dikeluarkannya pada waktu mengisap atau merusak jaringan tanaman. Sekresi tersebut menyebabkan pertumbuhan jaringan tanaman luar biasa disekitar daerah yang terluka.
Hama penggerek yang terdapat pada daun mangga dan kacang panjang,  hama ini merusak dengan jala mengebor bagian tanaman dan menghabiskan sebagian besar didalam jaringan tanaman, baik daun, batang, akar,buah, biji, dan umbi. Mereka  berada didalam karena dimasukkan oleh induknya semasa stadium telur/larva yang dapat menembus epidermis daun setelah menetas dari telur. Contohnya  Etelle zinkinella hama penggerek polong tanaman leguminoceae.
Hama pemakan yang terdapat pada daun kakao merupakan hama yang tergolong memiliki alat mulut paling primitif yaitu penggigit pengunyah dan dijumpai pada belalang, kumbang serta kebanyakan larva. Bagian tanaman yang diserang meliputi




BAB VII
PENUTUP

7.1. Kesimpulan
*      Mekanisme terjadinya kerusakan penyakit pada tanaman dapat terjadi oleh beberapa patogen dan hama
*      Beberapa gejala serangan hama pada tanaman yang diteliti pada praktikum :
Daun berlubang disebabkan oleh hama belalang yang memiliki tipe alat mulut penggigit pengunyah. Gejala kerusakannya adalah daun menjadi berlubang
Bulir padi kepipis diebabkan oleh hama walang sangit yang memiliki tipe alat mulut pencucuk penghisap. Gejala kerusakannya adalah bulir padi menjadi hampa/tidak berisi dan kempes
Batang digerek disebabkan oleh hama penggerek batang yang memiliki tipe alat mulut penggerek. Gejala kerusakannya adalah terdapat lubang gerek pada permukaan batang dan bagian tengah batang akan terdapat warna hitam memanjang.


















DAFTAR PUSTAKA
PT .tri bakti sarimas (TBS ) Kuantan Mudik Kabupaten Kuantan Singingi.
kerja sama mahasiswa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar