Minggu, 29 Desember 2013

laporan pratikum TBT tumoang sari jaggung dan kacang tanah di lahan percobaan universitas islam kuantan singingi



BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Usaha pertanian pada dasarnya adalah memproduksi produk pertanian secara optimal. Namun terkadang untuk merealisasikan hal ini kita terbentur beberapa persoalan, diantaranya adalah masalah lahan yang kurang tersedia padahal kita membutuhkan beberapa jenis tanaman untuk ditanam. Salah satu terobosan terbaru adalah dengan tehnik budidaya tumpang sari.
Untuk dapat melaksanakan pola tanam tumpangsari secara baik perlu diperhatikan beberapa faktor lingkungan yang mempunyai pengaruh di antaranya ketersediaan air, kesuburan tanah, sinar matahari dan hama penyakit. Penentuan jenis tanaman yang akan ditumpangsari dan saat penanaman sebaiknya disesuaikan dengan ketersediaan air yang ada selama pertumbuhan. Hal ini dimaksudkan agar diperoleh pertumbuhan dan produksi secara optimal. 
Tinggi dan lebar tajuk antar tanaman yang ditumpangsarikan akan berpengaruh terhadap penerimaan cahaya matahari, lebih lanjut akan mempengaruhi hasil sintesa (glukosa) dan muara terakhir akan berpengaruh terhadap hasil secara keseluruhan. Antisipasi adanya hama penyakit tidak lain adalah untuk mengurangi resiko serangan hama maupun penyakit pada pola tanam tumpangsari. Sebaiknya ditanam tanam-tanaman yang mempunyai hama maupun penyakit berbeda, atau tidak menjadi inang dari hama maupun penyakit tanaman lain yang ditumpangsarikan. 
Sistem tanam tumpangsari mempunyai banyak keuntungan yang tidak dimiliki pada pola tanam monokultur. Beberapa keuntungan pada pola tumpangsari antara lain: 1) akan terjadi peningkatan efisiensi (tenaga kerja, pemanfaatan lahan maupun penyerapan sinar matahari), 2) populasi tanaman dapat diatur sesuai yang dikehendaki, 3) dalam satu areal diperoleh produksi lebih dari satu komoditas, 4) tetap mempunyai peluang mendapatkan hasil manakala satu jenis tanaman yang diusahakan gagal dan 5) kombinasi beberapa jenis tanaman dapat menciptakan beberapa jenis tanaman dapat menciptakan stabilitas biologis sehingga dapat menekan serangan hama dan penyakit serta mempertahankan kelestarian sumber daya lahan dalam hal ini kesuburan tanah. 
Tumpamgsari seumur (inter cropping) merupakan salah satu bentuk dari pola pertanaman ganda (multiple cropping) yang dilakukan pada sebidang lahan dengan cara menanam lebih dari satu jenis tanaman secara berselang seling dalam barisan yang teratur dengan waktu penanaman yang bersamaan. Keteraturan barisan tanaman akan mempermudah dalam aplikasi tindakan budidaya yang lain seperti : pengairan, pemupukan, pengendalian organism pengganggu tanaman (OPT) serta pemanenan.
Dalam hal ini, peratikan meneraptan sistem penanaman tumpang sari antara jagung dengan kacang tanah. Yang  mana Jagung merupakan tanaman serealia yang paling produktif di dunia. Penyebaran tanaman jagung sangat luas karena mampu beradaptasi dengan baik pada berbagai lingkungan. Jagung tumbuh baik di wilayah tropis hingga 50° LU dan 50° LS, dari dataran rendah sampai ketinggian 3.000 m di atas permukaan laut (dpl), dengan curah hujan tinggi, sedang, hingga rendah sekitar 500 mm per tahun (Dowswell et al. 1996).
Kacang tanah adalah komoditas agrobisnis yang bernilai ekonomis cukup tinggi dan merupakan salah satu sumber protein dalam pola pangan penduduk Indonesia. Kebutuhan kacang tanah dari tahun ketahun terus meningkat, sejalan dengan bertambahnya jumlah penduduk, kebutuhan gizi masyarakat, kapasitas industri pakan dan makanan Indonesia (Fachruddin, 2000).
Pola tanam berganda merupakan sistem pengelolaan lahan pertanian dengan mengkombinasikan intensifikasi dan diversifikasi tanaman (Francis,1989). Pada umumnya sistem tumpangsari lebih menguntungkan dibandingkan sistem monokultur karena produktivitas lahan menjadi lebih tinggi, jenis komoditas yang dihasilkan beragam, hemat dalam pemakaian sarana produksi dan resiko kegagalan dapat diperkecil (Beets, 1982).
Keuntungan secara agronomis dari pelaksanaan sistem tumpangsari dapat dievaluasi dengan cara menghitung Nisbah Kesetaraan Lahan (NKL). Nilai ini menggambarkan efisiensi lahan, yaitu jika nilainya > 1 berarti menguntungkan. (Beets,1982). Sistem tumpangsari dapat meningkatkan produktivitas lahan pertanian jika jenis jenis tanaman yang dikombinasikan dalam sistem ini membentuk interaksi saling menguntungkan (Vandermeer,1989).

A.    Penyebaran Tanaman Jagung
Sejak 1.000 tahun yang lalu, petani di Meksiko telah menyeleksi tanaman jagung, termasuk memilih tongkol yang besar untuk ditanam pada musim berikutnya. Seleksi tongkol yang besar ini digunakan untuk memelihara kemurnian jagung yang diinginkan. Di dataran tinggi Meksiko yang dikenal sebagai pusat jagung terdapat suatu upacara keagamaan setelah panen, para petani membawa tongkol jagung. Petani yang membawa tongkol jagung yang paling besar dan terbaik diberi penghargaan dan paling dihormati dalam upacara ini. Dari Meksiko dan Amerika Tengah, jagung tersebar ke Amerika Latin, Karibia, dan Amerika Utara, yang dikembangkan oleh orang Indian. Colombus menemukan jagung di Kuba pada tahun 1492 dan membawanya ke Spanyol untuk dikembangkan. Colombus juga kemungkinan membawa biji jagung Carribean tipe mutiara ke Spanyol pada tahun 1493. Kemudian penjelajah dari Eropa Selatan membawa jagung ke Eropa Barat dan pada akhir tahun 1500an, jagung sudah ditanam di hampir seluruh Eropa seperti Italia dan Perancis bagian selatan. Di Eropa, kira-kira selama 100 tahun pada abad XVI, jagung banyak dikonsumsi sebagai sayur dan merupakan tanaman komersial. Sekitar awal tahun 1500an, pedagang Portugis membawa jagung ke Afrika. Awalnya jagung tidak mendapat perhatian, baru pada tahun 1700an menjadi tanaman yang populer di Afrika Barat dan Tengah, khususnya di Kongo, Benin, dan Nigeria bagian barat. Pedagang Portugis dan pedagang Arab dari Zanzibar membawa jagung ke Asia Selatan melalui darat dan laut  pada awal tahun 1500an, kemudian memperkenalkan jagung di pesisir pantai India bagian barat dan Pakistan bagian barat laut.
Para pedagang juga memperkenalkan jagung di daerah pegunungan Himalaya. Anderson (1945) serta Stonor dan Anderson (1949) mengklaim bahwa Himalaya merupakan pusat kedua asal tanaman jagung. Beberapa bentuk tanaman jagung ditemukan di daerah Sikkim dan Bhuton Himalaya dan tidak ditemukan di tempat lain, seperti jagung tradisional Sikkim. Jagung mulai berkembang di Asia Tenggara pada pertengahan tahun 1500an dan pada awal tahun 1600an, yang berkembang menjadi tanaman yang banyak dibudidayakan di Indonesia, Filipina, dan Thailand. Ada pendapat, jagung telah ada di Filipina sebelum Magellan tiba di negara ini, pada tahun 1521. Pada pertengahan tahun 1700an, tanaman jagung secara luas tumbuh di Cina, di selatan Fukien, Hunan, dan Szechwan. Populasi jagung berkembang dengan cepat sejak abad 18. Di Cina, jagung diperlukan untuk bahan makanan, terutama di bagian utara, dan dari sini tanaman jagung menyebar ke Korea dan Jepang. Suto dan Yoshida (1956) melaporkan jagung diperkenalkan di Jepang sekitar tahun 1580an oleh Pelaut Portugis. Kurang dari 300 tahun sejak 1.500 M, tanaman jagung telah tersebar di seluruh dunia dan menjadi bahan makanan penting bagi kebanyakan
penduduk di berbagai negara di dunia (Dowswell et al. 1996).
B.     Penyebaran Tanaman Kacang Tanah
Kacang Tanah (Arachis hypogea L) merupakan sejenis spesies kacang-kacangan dari famili Fabaceae yang berasal dari Amerika Selatan. Kacang tanah merupakan sejenis tanaman tropika. Ia tumbuh secara perdu setinggi 30 hingga 50 cm (1 hingga 1½ kaki) dan mengeluarkan daun-daun kecil.
Kacangnya pula tumbuh didalam tanah. Kacang tanah biasanya dimakan langsung tanpa diolah dan juga disajikan dalam berbagai cara seperti direbus, digoreng, dibakar, dihancurkan dan berbagai lagi tergantung selera seseorang itu mengolah makanan ini.
Kacang tanah kaya dengan lemak, mengandungi protein yang tinggi, zat besi, vitamin E dan kalsium, vitamin B kompleks dan Fosforus, vitamin A dan K, lesitin, kolin dan kalsium. Kandungan protein dalam kacang tanah adalah jauh lebih tinggi dari daging, telur dan kacang soya. Mempunyai rasa yang manis dan banyak digunakan untuk membuat beraneka jenis kue.

1.1 Tujuan :
1.      Mahasiswa dapat memperaktekan teknik budidaya tanaman secara tumpang sari antara jagung dan kacang tanah
2.      Mahasiswa diharapkan mampu menghitung kebutuhan pupuk dan menganalisis akibat perbedaan dosis pupuk yang diaplikasikan terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung.
3.      Mahasiswa dapat mendiskripsikan karakteristik berbagai jenis sarana produksi (saprodi) pertanian.
4.      Mahasiswa dapat menentukan kebutuhan jumleh setiap jenis bahan dari saprodi yang akan diperlukan untuk kegiatan usaha pertanian.
5.      Mahasiswa dapat melakukan pengamatan kualitatif dan kuantitatif secara benar terhadap setiap peubah pertumbuhan tanaman dan dapat mengkorelasikan antara data peubah ke dalam bentuk informasi sederhana dan lengkap.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tumpangsari merupakan suatu usaha menanam beberapa jenis tanaman pada lahan dan waktu yang sama, yang diatur sedemikian rupa dalam barisan-barisan tanaman. Penanaman dengan cara ini dapat dilakukan pada lahan dan waktu yang sama , dua atau lebih jenis tanaman yang relatif seumur, misalnya jagung dan kacang tanah atau bisa juga pada beberapa jenis tanaman yang umurnya berbeda-beda (Warsana, 2009)
Tumpang sari adalah sistem bercocok tanam dengan menanam dua atau lebih jenis tanaman yang lain family secara serempak. Keuntungan tumpang sari yaitu:
· Mencegah dan mengurangi pengangguran musim
· Memperbaiki keseimbangan gizi masyarakat petani
· Adanya pengolahan tanah yang minimal
· Jika tanaman tumpang sari berhasil semua, masih dapat diperoleh nilai tambah
· Mengurangi erosi dan jika salah satu tanaman gagal panen, dapat diperoleh tanaman yang satu lagi (Thahir, 1999).
Tumpang sari mengkombinasikan bermacam tanaman dalam satu lahan. Ada banyak manfaat yang diberikan tumpang sari dan kombinasinya pun beraneka ragam. Jenis - jenis kombinasinya dapat berupa : 1. Tanaman legum, pohon buah - buah kecil, padi - padian dan tanaman sayuran. 2. Jagung dan kacang - kacangan , jagung akan menaungi kacang - kacangan dan kacang akan memberi nitrogen bagi jagung (http//:toumoutou.net, 2008).
Model tanaman tumpang sari memiliki banyak keuntungan yaitu: mengurangi kegagalan panen, mencegah erosi dan meningkatkan hasil petani (sukoco,et.al.1992). keuntungan lain(rahmiana,et.al 1984), mampu meningkatkan efisiensi pemanfaatan lingkungan dan  tenaga kerja, menekan serangan hama dan penyakit,selain itu (soegidjani,et.al 1986) dapat meningkatkan efisiensi penggunaan air.Masalah yang timbul dari budidaya tumpang sari adalah terjadinya persaingan antara dua spesies yang ditanam, persaingan dapat mencakup air, hara,cahaya dan ruang. Sebagai dampak persaingan ,baik tanaman utama, maupun tanaman sela, mengalami penurunan pertumbuhan dan hasil dibandingkan petumbuhan dan hasil tanaman monokultur.
Jagung memang asli benua Amerika. Diperkirakan ia berasal dari Meksiko. Buktinya, fosil tepung sari berumur 80.000 tahun ditemukan 6 km di bawah kota Meksiko. Semula ia rumput liar yang tumbuh terisolasi. Makanya, Arturo Warman, antrapologis dan sejarawan Meksiko, menganggap jagung sebagai bukti keberhasilan manusia membudidayakan spesies yang hampir punah (Sudarmo, 1997).
Di Indonesia, jagung merupakan bahan pangan penting sumber karbohidrat kedua setelah beras. Disamping itu, jagung pun digunakan sebagai bahan makanan/pakan yang sebagian besar untuk ternak ayam ras menunjukkan tendensi makin meningkat setiap tahun dengan laju kenaikan lebih dari 20%. Sebaliknya, penggunaan sebagai bahan pangan menurun (Sumoprastowo, 2000).
Produktivitas jagung di Indonesia tiap tahun cenderung meningkat karena adanya varietas-varietas unggul baru. Pada tahun pertama Pelita I hasil jagung nasional hanya 0,9 ton/hektar tetapi dalam lima tahun terakhir (1990-1994) meningkat menjadi 2,17 ton/hektar (Rukmana, 1997).
Lokasi usaha adalah salah satu faktor yang perlu mendapat perhatian karena menyangkut tempat tumbuh tanaman. Tanaman jagung merupakan tanaman yang berfotosintesis C4, maksudnya mempunyai kapasitas fotosintesis yang tinggi. Karena suka terhadap cahaya, maka lokasi yang akan digunakan untuk usaha budidaya jagung dipilih areal yang terbuka, tidak tergenang air tetapi persediaan airnya cukup agar dapat diairi apabila diperlukan (http//:www.iptek.net, 2008).
Untuk dapat melaksanakan pola tanam tumpangsari secara baik perlu diperhatikan beberapa faktor lingkungan yang mempunyai pengaruh di antaranya ketersediaan air, kesuburan tanah, sinar matahari dan hama penyakit
Tanaman jagung tidak membutuhkan persyaratan yang khusus karena tanaman ini tumbuh hampir pada semua jenis tanah asalkan tanah tersebut subur, gambut, kaya akan bahan organik dan drainase maupun aerase baik. Keasaman tanah (pH) yang diperlukan untuk pertumbuhan optimal tanaman jagung antara 5,5-6,5, tetapi yang paling baik adalah 6,8 (Makmur, 2003



BAB III
METODE PERCOBAAN

Untuk pelaksanaan kegiatan ini akan diperlukan bahan dan alat sebagai berikut:
Bahan:    -    Benih jagung
               -    Benih Kacang tanah
-    Pupuk Urea
-          SP 36
-          KCl
-      borok
Alat :      -    Cangkul, Sabit, Tugal Meteran, Ajir, Tali Rafia, Timbangan
Pada praktikum ini yang akan dicoba adalah kombinasi jenis tanaman dan sistem pertanaman tumpang sari Yang terdiri dari :
TS1 =  Tumpangsari Kacang Tanah-Kacang Hijau
TS2 = Tumpangsari Jagung –Kacang Tanah
TS3 = Tumpangsari Jagung –Kacang Hijau
Setiap perlakuan diulang sebanyak jumlah mahasiswa dalam satu sub kelompok
ü Tahapan Pelaksanaan :
1.    Tentukan Lahan yang datar berukuran 1 m x 6 m, dengan menggunakan ajir yang dipsang setiap sudut petakan
2.    Lakukan pengolahan tanah dengan cara membersihkan lahan dari gulma dan sisatanaman kemudian dicangkul hingga gembur
3.    Buatlah siring sebagai batas petakan sedalam 30 cm dan lebar 50 cm disekeliling petakan
4.    Ratakan permukaan tanah dan petakan sehingga tinggi permukaan sama
5.    Tentukan letak lubang tanam berdasarkan jarak yang diaplikasikan yaitu: jagung 120 X 25 cm, kacang tanah 40 X 20 cm barisan antar tanaman disusun berselang seling
6.    Buatlah lubang tanam dengan cara menunggal sedalam 3-4 cmmenggunakan tungal
7.    Tanamlah benih yang tersedia dengan cara memasukan benih sebanyak jumlah tanaman yang diharapkan tumbuh , kemudian masukan furadan 2 butir pada setiap lubang tersebut
8.    Periksalah bahwa lubang tanam telah ada benih dan furadan yang dimasukan , kemudian lubang ditutup dengan tanah yang remah
9.    Lakukan pemupukan dasar sesuai dosis dengan cara membuat alur terlebih dahulu berjarak 10 cm sejajar dengan barisan tanaman , kemudian taburkan pupuk lalu ditimbun. Pemupukan kedua hanya diberikan pada alur barisan tanaman jagung..
Perlakukan jenis tanaman pada system tumpang sari
Dosis setiap jenis pupuk (kg/ha)
Urea
Sp 18
KCl
Pertama
Kedua
Jagung- kacag tanah
100
200
200
150
10. Lakukan pengairan dengan cara menyiram pada setiap alur lubang tanam hingga tanah    cukup basah
11.Seminggu setelah tanam lakukan penanaman susulan pada lubang tanam benihnya tidak tumbuh atau tidak normal dengan menggunakan benih  dana cara penanaman yang sama dengan yang awal
12.Lakukan penyiangan untuk mengendalikan gulma menggemburkan tanah dan membumbun perakaran tanaman pada saat tanaman berumur 4 minggu setelah tanam dan lakukan pula pemupukan kedua untuk tanaman jagung
13.Jika terdapat gejala serangan hama atau penyakit pada tanamanya, lakukan pengendalian secara kimiawi dengan menyemprotkan larutan pestisida terhadap semua tanaman diseluruh petakan tersebut , perhatikan jenis, dosis dan cara aplikasinya sesuaikan dengan jenis OPT, tingkat serangan , dan keadaan lingkungan
14.Lakukan pemanenan jika telah menunjukan tanda-tanda siap panen atau sudah waktunya panen . panen meliputi
Ø  Panen tanaman sampel : semua tanaman sampel dipanen seluruh bagian tanamanya
Ø  Panen produksi : selain tanman sampel , seluruh hasil tanaman dipanen dengan cara mengambil hasil ekonomisnya, dan meninggalkan masa non ekonomis
Pengamatan
Lakukan pengamatan secara umum terhadap semua tanaman diseluruh petakan meliputi perubahan:
1.      Daya kecambah, dengan cara menghitung jumlah benih yang tumbuh diseluruh petakan pada minggu pertama dan membandingkanya dengan jumlah benih yang ditanamkan
2.      Tipe perkecambahan, diamati poosisi endospermkecambah, gambarlah secara benar dari setiap jenis tanaman tersebut
3.      Jenis OPT,(hama dan penyakit) yang menyerang pada tanaman percobaan
Pengamatan tanaman sampel :
Pada minggu ke-3 tentukan tanaman sampel yang diperkirakan menggambarkan keadaan populasi sesungguhnya sebanyak 5 sampel . lakukan pengamatan pada semua tanman sampel tersebut
1.      Tanaman jagung : tinggi tanaman dan jumlah daun berwarna hijau dan dilakukan setiap seminggu sekali , sedangkan jumlah ruas, jumlah toongkol pertanaman saat panen
2.      Tanaman kacang tanah : tinggi tanaman dan jumlah daun trifoliat dilakukan setiap seminggu sekali, sedangkan jumlah cabang utama,jumlah bintil akar, jumlah polong dan berat polong pertanaman saat panen.
Analisis Data
1.      Hitung nilai rataan peubah tinggi tanaman dan jumlah  daun pertanaman setiap jenis tanaman setiap pengamatan. Berdasarkan nilai rataan buatlah grafik pertumbuhan tinggi tanaman danjumlah daun untuk setiap jenis tanaman.
2.      Hitunglah nilai rataan , standar deviasi, koefisien dan rentang nilai pengamatan dari semua peubah pengamatan untuk setiap jenis tanaman . susunlah hasil perhitungan tersebut dalam tabel

Waktu dan tempat percobaaan :
Pada pelaksanaan praktikum ini di lakuakan pada  Senin, jam 16.00- 17.00 WIB, yaitu bertempat pada lahan percobaan praktikum yang telah disediakan Oleh dosen pembimbing. Di lahan STIP_S KUANSING
















BAB IV
PELAKSANAAN
Daftar urutan semua kegiantan  yang dilakuukan dari pelaksanaan percobaan penanaman dengan sistem tumpang sari, jagung dengan kacang tanah.
Tanggal
Kegiatan
Tempat
Keterangan
1.MEI  2013
Asistensi persiapan praktikum
Kelas IV D  
Sesuai jadwal Pekuliahan
7 Mei 2013
Observasi : acara VI  :pengenalan sarana produksi pertanian
Kelas IV D  
Sesuai jadwal perkuliahan
15 April 2013
Persiapan lahan, pengolahan tanah, pemetakan
Kebun percobaan
Semua kelompok (serempak) hari sabtu dan minggu
22 April
Penanaman
Kebun percobaan
Sesuai jadwal kelas IV D
29 April 2013
Pengamatan Minggu pertama Setelah benih Di Tanam
Kebun percobaan
Sesuai jadwak kelas IV D
5 Juni 2013
Asistensi : teknik penentuan sampel dan pengamatan
Kebun Percobaan  
Sesuai jadwal kelas IV D
12 Juni 2013
Penentuan sampel, penyiangan I,pemupukan dan pengamatan
Kebun percobaan
Sesuai jadwal kelas IV D
19 Juni 2013
Observasi : teknik pengamatan dan metode analisis pertumbuhan
Kebun Percobaan  
Sesuai jadwal kelas IV D
26 Juni 2013
Penyiangan, pemupukan II, dan pengamatan
Kebun percobaan
Sesuai jadwal kelas IV D




3 Juli 2013
Asistensi : teknik tabulasi dan analisis data serta pembuatan laporan
Kelas IV D
Sesuai jadwal kelas IV D
10 Juli 2013
Penyiangan dan pengamatan
Kebun percobaan
Sesuai jadwal kelas IV D
17 Juli 2013
Pengamatan Akhir
Kebun Percobaan
Sesuai jadwal kelas IV D
22Juni 2013
Panen : pengamatan di lab dan penyerahan laporan sementara (data hasil seluruh pengamatan dari setiap sub kelompok)
Kebun percobaan
Sesuai jadwal kelas IV D
29 Juli 20 13
Penyerahan laporan akhir
Kelas IV D  
Sesuai jadwal kelas IV D

ü Metode Pelaksanaan :
A.  Teknik Pengamatan.
Ambilah satu contoh tanaman sebagai objek pengamatan. Lakukan pengukuran terhadap tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun dan bobot tanaman dengan cara :
a.         Tinggi/panjang total tanaman : Diamati dengan cara mengukur panjang tanaman dari pangkal batang kr ujung daun terjauh dari pangkal batang ( untuk tanaman jagung).alat yang digunakan meteran
b.        Diameter batang diukur sisi batang yang berukuran maksimim. Pengukuran menggunakan janka sorong.
c.         Luas daun diukur dengan cara menghitung jumlah luasan mm2 dari kertas millimeter blok yang tertutup oleh lembaran daun terukur yang diletak rata di atasnya. Alat yang digunakan : millimeter blok, pensil, dan counter.
d.        Bobot hasil pertanaman dengan cara menimbang semua buah/biji/umbi/polong yang ada pada satu tanaman. Alat yang digunakan : timbangan digital/Ohouse.

BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari percobaan yang dilakukan, data yang di peroleh adalah sebagai berikut :
4.1 Hasil Pengamatan
Pengamatan pertumbuhan dan perkembangan tanaman tumpangsari jagung dengan kacang tanah.
                  Hari/ Tanggal : senin,  Juli 2013
                  Pukul : 08:00 wib – selesai
                  Tempat Lahan praktikum yang berlokasi di lahan percobaan universitas islam kuantan singingi 

            Diketahui :
                  Benih jagung ditanam    : 14benih
                  Benih jagung tumbuh     : 12 benih
                  Benih jagung tak tumbuh:  2 benih          
                                                                       
            Ditanya :
                  a.   % benih jagung tumbuh?
                  b.% benih jagung tak tumbuh?
        
            Jawab:
                 
                  a.  % jumlah benih jagung tumbuh?
                              = 12/14 x 100%
                              = 85,7%
                  b. % jumlah benih jagung tak tumbuh?
                              = 2/14 x 100%
                              = 14,3%



Diketahui :
                  Benih kacang tanah ditanam                     : 54 benih
                  Benih kacang tanah tumbuh                     : 54 benih
                  Benih kacang tanah tak tumbuh               :  0 benih        
                                                                       
            Ditanya :
                  a.   % benih kacang tanah tumbuh?
                  b.% benih kacang tanah tak tumbuh?
        
            Jawab:
                 
                  a.  % jumlah benih kacang tanah tumbuh?
                              = 54/54x 100%
                              = 100 %
                  b. % jumlah benih kacang tanah tak tumbuh?
                              = 0/54 x 100%
                              = 0 %

TS  1 kacang hijau dengan kacang tanah
Tabel pengamatan tinggi tanaman kacang tanah.
Pengukuran minggu ke
Sampel 1
(cm)
Sampel 2
(cm)
Sampel 3
(cm)
Sampel
4(cm)
Sampel 5
(cm)
Rata – rata
1
9
9
9
7
8
8,4
2
10
10,5
12,3
10
9
10,36
3
12,5
12,5
15,5
13,5
9,4
12,68
4
16
18
19,2
18,6
11,5
16,06
5
20
24
22,5
23,7
17,5
21,54
6
22
29
27
28,5
20,5
25,5



Grafik tinggi tanaman kacang tanah
Tabel Jumlah daun tanaman kacang tanah
Pengukuran minggu ke
Sampel 1
( buah )
Sampel 2
( buah )
Sampel 3
( buah )
Sampel4 ( buah )
Sampel 5
( buah )
Rata – rata
1
16
14
18
15
13
12,7
2
25
22
28
18
20
18,88
3
27
25
33
26
26
22,83
4
30
32
34
27
38
26,83
5
45
36
37
35
40
32,17
6
55
48
49
42
44
39,67
Tabel jumlah anakan kacang tanah
Pengukuran minggu ke
Sampel 1
( buah )
Sampel 2
( buah )
Sampel 3
( buah )
Sampel4 ( buah )
Sampel 5
( buah )
Rata – rata
1
4
3
5
3
2
2,8
2
5
3
6
2
2
3,6
3
6
3
7
2
2
4
4
6
3
8
2
2
4,2
5
8
4
8
4
4
4,7
6
8
6
8
6
5
5,5
TS  2 jagung dengan kacang tanah
Tabel pengamatan tinggi tanaman kacang tanah.
Pengukuran minggu ke
Sampel 1
(cm)
Sampel 2
(cm)
Sampel 3
(cm)
Sampel 4
(cm)
Sampel 5
(cm)
Rata – rata
1
9
8
9
7
7
8
2
11
10,5
11,5
11
10
10,8
3
13,5
13
12
12,3
11,4
12,44
4
17,5
16.8
15,2
15,6
15
16,02
5
28,5
25,5
24,5
23,2
22,5
24,84
6
32,4
32
27,8
27,5
26
29,14


Grafik pengamatan tinggi  kacang tanah
Tabel Jumlah daun tanaman kacang tanah
Pengukuran minggu ke
Sampel 1
( buah )
Sampel 2
( buah )
Sampel 3
( buah )
Sampel4 ( buah )
Sampel 5
( buah )
Rata – rata
1
14
11
20
12
15
12,4
2
24
14
23
17
24
20,4
3
28
19
30
23
32
26,4
4
31
23
38
28
39
31,8
5
46
34
43
35
46
40,8
6
52
42
51
46
57
49,6

Tabel jumlah anakan kacang tanah
Pengukuran minggu ke
Sampel 1
( buah )
Sampel 2
( buah )
Sampel 3
( buah )
Sampel4 ( buah )
Sampel 5
( buah )
Rata – rata
1
2
2
5
2
1
2,4
2
3
3
6
3
3
3,6
3
5
3
8
3
3
4,4
4
6
4
8
4
4
5,2
5
8
5
9
4
4
6
6
9
5
10
5
6
7
Tabel tinggi tanaman Jagung
Pengukuran  ke
Sampel 1
(cm)
Sampel 2
(cm)
Sampel 3
(cm)
Sampel 4
(cm)
Sampel5
(cm)
Rata – rata
1
67
80
98
73
78
66
2
79
85
100
81
85
71,6
3
91
101
113
92
96
82,17
4
122
137
136
100
107
100,3
5
 140
146
158
104
118
111
6
162
153
171
116
132
122,3


Grafik tinggi tanaman jagung
Tabel jumlah daun Jagung
Pengukuran  ke
Sampel 1
( buah )
Sampel 2
( buah )
Sampel 3
( buah )
Sampel4 ( buah )
Sampel 5
( buah )
Rata – rata
1
5
4
5
3
4
4,2
2
7
5
6
5
6
5,8
3
7
7
9
6
7
7,2
4
9
9
10
7
9
       8,8
5
10
12
14
8
10
10,8
6
14
15
16
10
13
11,3

c.       Jumlah  daun tanaman jagung (daun primer tidak dihitung)
Sampel
Minggu 1
Minggu 2
Minggu 3
Minggu 4
Minggu 5
Minggu 6
Rata-rata
JG-1
7
8
9
10
10
11
9,11
JG-2
7
8
9
10
10
10
9
JG-3
6
7
8
9
10
12
8,67
JG-4
8
9
10
11
11
11
10
JG-5
7
8
9
10
11
13
9,67
Rata-rata
7
8
9
10
10,4
11,4
9,3

Pembahasan Grafik
A. Jagung
      Dari hasil penilitian yang telah dibukukan dalam bentuk tabel dapat kita lihat bahwa tanaman jagung paling cocok jika di tanam dengan tehnik tumpang sari maka tanaman pendamping yang cocok adalah  kacang tanah.
C. Kacang tanah
      Dari hasil penilitian yang telah dibukukan dalam bentuk tabel dapat kita lihat bahwa tanaman Kacang tanah paling cocok jika di tanam dengan tehnik tumpang sari maka tanaman pendamping yang cocok adalah  jagung.

BAB VI
KESIMPULAN
Dari ke tiga  hasil percobaan tumpang sari, di simpulkan sebagai berikut :
1.      Untuk tanaman jagung, yang paling baik pertumbuha dan perkembanganya pada sistem TS 2 (tumpang sari antara jagung dengan kacang tanah)..
2.      Untuk tanaman kacang tanah, yang paling baik pertumbuhan dan perkembanganya pada TS 1 (tumpang sari antara kacang tanah dengan kacang hijau).
3.      Untuk tanaman kacang hijau, yang paling baik pertumbuhan dan perkembanganya pada sistem TS 1 (tumpang sari antara kacang tanh dengan kacang hijau).
4.      Untuk tanaman kacang tanah, yang  paling baik pertumbuhan dan perkembanganya pada TS 2 ( tumpang sari antara jagung dengan kacang tanah ).




















DAFTAR PUSTAKA

Amin, Z,2006. Meminimalisasi Dampak Persaingan Jagung Dengan Kedelai Tumpang Sari Dengan Pengaturan Penempatan Dan Dosis Pupuk NPK Embrio.Jurnal-Jurnal Ilmu Pertanian 3 (2):71-82
Handayaningsih, M,dan Turmudi,E.2012 Penuntun Praktikum Dasar-Dasar Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu.Bengkulu
Harsono, 1997. Sowing Time and Fertilization Effects on Groundnut after Maize on an Alfisol.Upland in Indonesia. International Arachis New Letter. 17 (57-59)
Nugroho. W.H,1990.Statistical Analysis And Interpretasion At Intercroping Research.  Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya . Malang
Sukoco,Y.,Reintjes.Havertkort,dan Woker, 1992. Pertanian Masa Depan. Kamisus. Yogyakarta
Salisbury, F.B dan C.W Ross,1995 Fisiologi Tumbuhan (Terjemahan) ITB Bandung
Warsana,2009.Introduksi Tanaman Tumpang Sari Jagung Dengan Kacang Tanah. BPTP           Jawa Tengah: Jawa Tengah