Rabu, 31 Juli 2013

laporan praktikum pemuliaan tanaman kelapa sawit di PT topaz bengkinang riau



2.  Penyerbukan oleh Serangga Penyerbuk Kelapa Sawit Serangga penyerbuk Elaeidobius camerunicus tertarik pada bau bunga jantan. Serangga dilepas saat bunga betina sedang represif. Keunggulan cara ini adalah tandan buah lebih besar, bentuk buah lebih sempurna, produksi minyak lebih besar 15% dan produksi inti (minyak inti) meningkat sampai 30%.

KATA PENGANTAR


Assalamu’alaikum wr.wb.
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Syukur Alhamdulillah Penulis ucapkan dari lubuk hati Penulis kehadirat Allah yang telah memberikan kesempatan untuk menyelesaikan tugas ini dengan baik. Sholawat serta salam Penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Laporan yang berjudul “Pemuliaan Tanaman Kelapa Sawit di PT TOPAZ Bengkinang Riau ”. Ini semoga  dapat menambah pengetahuan bagi para pembaca.
Kami menyadari bahwa yang kami tulis ini masih banyak kekurangan dan kesalahan. Dan oleh sebab itu, kami sangat mengharapkan adanya masukan dari para pembaca, baik berupa kritikan ataupun saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan Laporan ini, supaya lebih baik untuk masa yang akan datang.
Dan terima kasih atas semua bantuan dari semua pihak yang terkait dalam penyusunan ini baik secara langsung maupun tidak langsung.
Kemudian kepada Allah kami bertaubat dan kepada manusia kami memohon maaf atas kesalahan dan kekhilafan dalam penulisan Laporan ini.
Wassalamu’alaikum wr.wb.


                                                                                                         Penulis













DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR…………................................................................................ i
DAFTAR ISI.............................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang......................................................................................... 1

BAB II PENJELASAN
2.1. Devinisi Pemuliaan Tanaman...................................................................... 2
2.2. Pemilihan Pohon Induk.............................................................................. 2
2.3. Bunga Kelapa Sawit................................................................................. 5
2.4. Pembungkusan Bunga Kelapa Sawit.......................................................... 7
2.5. Penyerbukan............................................................................................. 8
2.6. Persiapan Biji............................................................................................ 8
2.7. Perkecambahan Kelapa Sawit................................................................... 9

BAB III  HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Tempat dan Waktu................................................................................... 10
3.2. Hasil......................................................................................................... 10

BAB IV PENUTUP
4.1. Kesimpulan.............................................................................................. 18

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................. 19




BAB I
PENDAHULUAN

1.1.            Latar Belakang
Pemuliaan tanaman adalah suatu ilmu, seni dan teknologi untuk mengubah susunan genetik tanaman secara tetap sehingga memiliki sifat atau penampilan sesuai dengan tujuan yang diinginkan pelakunya (breeder). Pemuliaan tanaman adalah kegiatan mengubah susunan genetik individu maupun populasi tanaman untuk suatu tujuan. Pemuliaan tanaman kadang-kadang disamakan dengan penangkaran tanaman, kegiatan memelihara tanaman untuk memperbanyak dan menjaga kemurnian; pada kenyataannya, kegiatan penangkaran adalah sebagian dari pemuliaan. Selain melakukan penangkaran,
            Kemajuan Pertanian suatu Negara sangat ditentukan jumlah varietas Unggul Baru Yang diperoleh. Mencari Google Artikel diundangkannya Undang-Undang Perlindungan Varietas di Indonesia Maka atmosfer Investasi Dan penelitian Yang mengarah Ke Pembuatan varietas Baru semakin Baik. Hal inisial membuka Peluang berkembangnya anak pajak tangguhan-anak pajak tangguhan Swasta Yang mengusahakan Benih Yang lebih Baik Dan disukai Chicken. Hal inisial Tampak bahasa Dari munculnya BANYAK anak pajak tangguhan Swasta Baik PAN maupun Lokal Yang Bergerak dalam Kepemilikan Modal perbenihan terutama varietas hibrida. Daya Kompetisi anak pajak tangguhan Benih sangat Tergantung PADA KUALITAS Produk Yang dihasilkan terutama Yang berkaitan Mencari Google Artikel kemampuan Produksi, KUALITAS Dan ketahanan terhadap hama-penyakit. Varietas Unggul tersebut hanya dapat diperoleh Mencari Google Artikel Baru Canada produksi proses pengambilan pemuliaan Tanaman. Anak pajak tangguhan-anak pajak tangguhan tersebut sangat memerlukan Tenaga pemulia Yang terampil Dan Cerdas. Oleh sebab ITU Program studi menjabarkan pemuliaan Tanaman merupakan salat Satu Program studi menjabarkan Yang sangat yang strategis di Kepemilikan Modal Pertanian. Di MASA Yang Akan Datang, Akan lebih BANYAK Lagi pemulia Tanaman Yang dibutuhkan untuk mempercepat kemajuan perkembangan Teknologi dan Ekonomi Petani Indonesia.
BAB II
PENJELASAN

2.1. Devinisi pemuliaan tanaman
Pemuliaan Tanaman adalah Rangkaian lingkungan kegiatan penelitian atau pengujian Dan lingkungan kegiatan penemuan Dan pengembangan suatu varietas, Sesuai Artikel Baru menggunakan metoda baku untuk menghasilkan varietas Baru Dan mempertahankan kemurnian Benih varietas Yang dihasilkan. (Undang-undang Republik Indonesia Nomor 29 years 2.000 tentang perlindungan varietas Tanaman)
Pemuliaan tanaman adalah ilmu, seni, dan bisnis untuk meningkatkan tanaman untuk manfaat manusia. (Bernardo, R. 2.002 Pemuliaan untuk sifat kuantitatif.. Stemma Press, Minneapolis, MN)
 Pemuliaan Tanaman adalah Ilmu tentang perubahan susunan genetik sehingga memperoleh Tanaman Yang menguntungkan manusia (Poespodarsono Sumardjo. 1988 Dasar-EQUITY Ilmu. Oemuliaan tanaman.PAU IPB-Lembaga sumberdaya INFORMASI IPB).

2.2. Pemilihan Pohon Induk

Dura x Pisifera (DxP)
Sumber utama Dura
Kebanyakan berbasis pada  Deli dura yang berasal dari
– Chemara, Banting, DOA/MARDI/MPOB, Dami, Socfindo, Dabou
Sedangkan Sumber utama Pisifera
– AVROS, NIFOR (Calabar), Ekona, Yangambi, La Me
Benih kelapa sawit yang dipasarkan di Indonesia adalah jenis konvensional D x P, sedangkan tiga jenis lainnya belum dapat dijumpai di pasar.
Kemanapun dicari, selama sumber benih masih melakukan persilangan dengan cara konvensional, maka pada dasarnya semua adalah sama.



Sistem Produksi Benih
Sistem produksi benih kelapa sawit pada dasarnya merupakan rangkaian yang tak terpisahkan dari beberapa proses, meliputi (1) proses pengelolaan pohon induk dura dan pohon bapak pisifera, (2) proses pemuliaan tanaman, dan (3) proses processing benih, serta (4) proses pemasaran.
Prosedur Pemuliaan Tanaman
Secara umum, pemuliaan tanaman adalah rangkaian kegiatan penelitian dan pengujian atau kegiatan penemuan dan pengembangan suatu varietas, sesuai dengan metode baku untuk menghasilkan varietas baru dan mempertahankan kemurnian benih varietas yang dihasilkan. Untuk dapat menghasilkan dan mengembangkan varietas kelapa sawit, setiap sumber benih kelapa sawit harus memiliki beberapa hal sebagai berikut :
a. Populasi dasar dura dan tenera/pisifera
Proses pemuliaan kelapa sawit berawal dari pembentukan populasi dasar yang terdiri atas pohon induk dura, tenera, dan pisifera dari berbagai orijin di tingkat seleksi. Jumlah dan jenis orijin/famili yang digunakan oleh setiap sumber benih dapat berbeda, bergantung pada arah pemuliaan dan kapasitas benih yang akan dihasilkan.
b. Prosedur Pemuliaan
Dalam bidang pemuliaan tanaman dikenal berbagai skema seleksi, dan yang sering digunakan pada pemuliaan kelapa sawit adalah reciprocal recurrent selection (RRS) dan modified recurrent selection (MRS). Secara umum, di setiap prosedur pemuliaan kelapa sawit terdapat tahapan inti mencakup pembentukan populasi dasar, evaluasi, seleksi, serta rekombinasi.
Dari populasi dasar yang telah dibentuk dilakukan suatu tahapan evaluasi melalui pengujian keturunan (progeny test) untuk menganalisis dan menentukan persilangan terbaik yang akan direproduksi berdasarkan nilai daya gabung umum (GCA) dan daya gabung khusus (SCA) dari tetua (progenitor) yang diuji. Berdasarkan informasi daya gabung tersebut tersebut dilakukan seleksi untuk menentukan tetua-tetua yang dapat dijadikan pohon induk untuk produksi benih.
Selain untuk menentukan materi pohon induk, pada tahapan seleksi ini juga dilakukan pemilihan tetua yang akan direkombinasikan untuk mencari materi persilangan dengan potensi yang lebih baik yang digunakan pada siklus pemuliaan berikutnya. Melalui rekombinasi diharapkan dapat membentuk suatu populasi dasar baru dengan sifat-sifat yang lebih baik dari populasi dasar sebelumnya.
c. Proses pengujian keturunan (progeny)
Pengujian keturunan merupakan rangkaian percobaan yang dirancang untuk menilai dengan akurat keragaan hibrida (persilangan). Pengujian ini merupakan suatu hal yang mutlak untuk dilakukan oleh setiap sumber benih, karena materi yang sampai ke tangan konsumen adalah hibrida DxP.
Proses produksi Benih
Pohon induk/bapak yang digunakan untuk menghasilkan benih komersial dilakukan dengan mereproduksikan persilangan terbaik yang telah diuji pada pengujian progeny. Cara pemilihan pohon induk/bapak yang dapat diperoleh melalui perkawinan sendiri (selfing) maupun rekombinasi intra-grup.
Namun demikian untuk memperoleh gain selection lebih tinggi biasanya dilakukan seleksi intra-persilangan terhadap karakter-karakter yang dianggap akan lebih menguntungkan konsumen, seperti pertumbuhan meninggi yang lebih lambat. Selain itu selection pressure ditujukan untuk mendapatkan keseragaman yang lebih tinggi pada tanaman yang dihasilkan. Adapun pengamatan produksi dan kualitas tandan lebih ditujukan untuk kelanjutan program seleksi yaitu dengan cara memilih pohon induk yang baik dan telah diketahui karakteristik genotipenya.
Benih seperti apa yang dapat matching dengan objectives tersebut diatas ? Pertanyaan inilah yang perlu digali jawabannya dari sumber benih. Dengan berpedoman pada tantangan yang harus dipenuhi oleh sumber benih dan berbekal pengetahuan tentang prosedur pemuliaan tanaman, maka kita dapat menilai sumber benih mana yang paling mendekatinya.
Sudah tentu semua sumber benih akan memberikan unjuk performa yang nampaknya pas untuk mendukung objectives tersebut. Untuk memastikan bahwa sumber benih yang dipilih adalah memang akan dapat memenuhi harapan, maka langkah awal yang perlu dilakukan oleh calon pembeli benih adalah:
Kunjungi Lokasi Sumber Benih.
            1. Perhatikan dan amati, bahwa sumber benih yang bersangkutan secara fisik memiliki fasilitas yang memadai untuk menghasilkan benih dengan Potensi Genetik yang unggul dan berkualitas.
            2. Perhatikan dan amati, pohon induk yang ditanam dan tanyakan asal usul keturunannya. Sebagai contoh, secara kasat mata dapat dilihat bahwa induk yang tinggi tentu tidak akan menghasilkan turunan yang pendek (dwarf palm). Dapat juga dilihat tinggi batang berbanding dengan umur pohon, sehingga dapat dihitung rata rata pertumbuhan meninggi per tahun.
            3. Perhatikan dan amati pohon progenynya. Disamping melihat pertumbuhan meninggi, juga dapat dilihat rata rata jumlah tandan per pohon (high productivity).
            4. Perhatikan dan amati proses processing benih dan cara perlakuan dalam seleksi biji calon kecambah.
            5. Diskusikan dengan pemulia semua hal yang ingin diketahui, termasuk after sales service
Hal hal lain yang tidak kasat mata tentu sulit didapat dan pengamatan yang dilakukan diatas hanya merupakan indikasi untuk bahan diskusi dengan sumber benih.
Yang penting harus disadari adalah bahwa benih bersifat MONUMENTAL, salah memilih benih hari ini..., berarti kita menanggung konsekuensi kerugian ekonomis selama 30 tahun.

2.3. Bunga Kelapa Sawit

1. Kelapa sawit termasuk kedalam golongan tanaman monoecius, yakni bunga jantan dan bunga betina terpisah, tetapi masih terdapat dalam satu pohon.
2. Tanaman kelapa sawit dilapangan mulai berbunga pada umur 12 – 14 bulan (dihitung dari sejak ditanam dilahan). Dari setiap ketiak pelepah daun, akan keluar satu tandan bunga , jantan atau betina. Sebahagian tandan bunga ini akan gugur (aborsi), baik sebelum maupun sesudah anthesis/receptive. Jenis kelamin bunga dapat dikenali setelah bunga menonjol diantara ketiak pelepah daun, sebelum seludang bunga terbuka. Ciri-ciri bunga jantan adalah berbentuk ramping (loncong) memanjang, ujung kelopak bunga agak meruncing dan diameter bunga lebih kecil dari bunga betina. Sedangkan bunga betina berbentuk agak bundar (oval), ujung kelopak bunga agak rata dan diameter bunga lebih besar. Perbedaan bentuk ini sangat penting diketahui dalam melakukan penyerbukan buatan.3. Pada tanaman muda, sering dijumpai berbagai macam abnormalitas, seperti :a. Bunga banci atau hermaprodit, yaitu tandan bunga memiliki 2 jenis kelamin.b. Bunga andromorphic (andogynous) yaitu secara morphologi adalah bunga jantan, tetapi pada bagian spikeletnya dijumpai bunga betina yang dapat membentuk buah sawit kecil.c. Buah parthenocarpi yaitu kepala putik (stigma) yang tidak sempurna dibuahinya, sehingga terbentuk buah yang kecil dan tidak berbiji (tidak ada kernel dan embryo). Buah parthenocarpi ini kadang-kadang sudah layu dan gugur sebelum masak.
d. Primordial bunga atau floral initiation, yaitu berobahnya cel vegetatif menjadi cel generatif terjadi pada 33 bulan sebelum bunga matang (siap membuahi/dibuahi).
e. Sex determination yaitu perkembangan cel generatif menjadi bunga jantan atau betina, terjadi pada 24 bulan sebelum bunga matang (anthesis). Satu sampai dua bulan sebelum anthesis, seludang bunga muncul dari ketiak pelepah (sxil). Lima sampai enam bulan sebelum bunga betina masak (receptive), buah menjadi matang panen.
4. Bunga betina dan tandan bunga betina.
a. Tandan bunga betina terbungkus oleh seludang bunga, yang akan pecah pada 15 – 30 hari sebelum receptive. Satu tandan  bunga betina memiliki 100 – 200 spikelet dan setiap spikeletnya memiliki 15 – 20 kuntum bunga betina. Bunga betina yang kecil inilah yang nantinya akan diserbuki tepung sari dari  bunga jantan.
b. Receptive bunga ditandai dengan adanya bunga yang mekar pada spikelet. Kepala putik berwarna krem, sesudah merekah memiliki cairan putih kekuningan, sedikit berbau wangi adas. Dalam kondisi seperti inilah, bunga betina siap menerima kedatangan tepung sari untuk proses pembuahan. Kenyataannya tidak semua bunga betina mengalami pembuahan yang sempurna, terutama bunga-bunga yang letaknya pada pangkal spikelet bagian dalam.
c. Pada tandan tanaman dewasa, dapat diperoleh 600 – 2000 butir buah, tergantung besarnya tandan. Setiap pokok tanaman muda dapat menghasilkan 15 – 25 tandan pertahun, sedangkan pada tanaman dewasa sampai tua sekitar 12 tandan pertahun.
d. Bunga betina ini tidak serentak receptivenya, satu tandan memerlukan waktu 3 – 5 hari bahkan lebih. Sementara bunga jantan terdapat pada tandan yang terpisah dan tentu saja tidak bersamaan anthesisnya, maka sebagian terbesar tanaman akan diserbuki secara silang (antar pohon). Secara alami penyerbukan dilakukan oleh angin dan serangga.
e. Seludang bunga betina bentuknya relatif bundar dibandingkan bunga jantan yang lonjong. Panjang tandan bunga betina bisa mencapai 30 cm, bahkan lebih panjang dengan spikelet yang bervariasi.
5. Tandan bunga jantan dan bunga jantan.
a. Tandan bunga jantan mempunyai tangkai yang lebih panjang dibandingkan tandan bunga betina, bentuknya lonjong memanjang. Tandan bunga juga terbungkus dalam seludang yang akan pecah menjelang anthesis, seperti halnya bunga betina.b. Tiap tandan bunga mempunyai 100 – 250 spikelet dengan panjang spikelet antara 10 – 20 cm dan berdiameter antara 1 – 1,5 cm. Tiap spikelet berisi 500 – 1500 kuntum bunga kecil yang akan menghasilkan tepung sari sampai jutaan jumlahnya, dengan berat antara 40 – 60 gram. Bunga jantan yang sedang anthesis berbau adas sangat semerbak.c. Satu tandan bunga jantan, akan mekar dalam waktu 2 – 4 hari. Sementara tepung sari akan mati dalam waktu 2 – 3 hari setelah anthesis. Bunga-bunga mekar mulai dari bagian bawah spikelet.
d. Pada tanaman muda jumlah bunga jantan perpokok, lebih sedikit dibandingkan dengan bunga betinanya. Perbandingan ini akan berobah sesuai dengan bertambahnya umur tanaman.
e. Perbandingan antara jumlah tandan bunga betina  dengan jumlah bunga ( betina, jantan + hermaprodit) dikenal sebagai sex ratio dan dinyatakan dalam %.

2.4.  pembungkusan bunga Kelapa sawit 
Tandan bunga betina yang berada pada pada ketiak pelepah daun mulai muncil satu bulan sebelum anthesis. Setelah seludang pecah baru dapat di lihat jenis kelaminnya. Tandan bunga jantan biasanya lebih ramping dan memanjang, sedangkan yang bunga  betina lebih pendek dan gemuk, sebelum di bungkus terlebih dahulu di bersihkan , dengan membuang seludung dan membersihkan tangkai tandan. Setelah di bersihkan dari sampah yang melekat kemudian disemprot dengan instektisida agar binatang kecil seperti semut,spider dan lain-lain mati.

2.5. Penyerbukan
Cara penyerbukan:
1. Bak seludang bunga.
2. Campurkan serbuk sari dengan talk murni ( 1:2 ). Serbuk sari diambil dari pohon yang baik dan biasanya sudah dipersiapkan di laboratorium, semprotkan serbuk sari pada kepala putik dengan menggunakan baby duster/puffer.
b. Penyerbukan oleh Serangga Penyerbuk Kelapa Sawit Serangga penyerbuk Elaeidobius camerunicus tertarik pada bau bunga jantan. Serangga dilepas saat bunga betina sedang represif. Keunggulan cara ini adalah tandan buah lebih besar, bentuk buah lebih sempurna, produksi minyak lebih besar 15% dan produksi inti (minyak inti) meningkat sampai 30%.
2.6. Persiapan Biji
Setiap jenis kelapa sawit memiliki ukuran dan bobot biji yang berbeda. Biji dura afrika panjangnya 2-3 cm dan bobot rata-rata mencapai 4 gram, sehingga dalam 1 kg terdapat 250 biji. Biji dura deli memiliki bobot 13 gram per biji, dan biji tenera afrika rata-rata memiliki bobot 2 gram per biji.Biji kelapa sawit umumnya memiliki periode  dorman (masa non-aktif). Perkecambahannya dapat berlangsung lebih dari 6 bulan dengan keberhasilan sekitar 50%. Agar perkecambahan dapat berlangsung lebih cepat dan tingkat keberhasilannya lebih tinggi, biji kelapa sawit memerlukan pre-treatment.
Jenis Kelapa Sawit.
Berdasarkan ketebalan cangkang dan daging buah, kelapa sawit dibedakan menjadi beberapa jenis sebagai berikut :
1.                  Dura memiliki cangkang tebal (3-5 mm), daging buah tipis, dan rendemen minyak 15-17%.
2.                  Tenera memiliki cangkang agak tipis (2-3 mm), daging buah tebal, dan rendemen minyak 21-23%.
3.                  Pisifera memiliki cangkang yang sangat tipis, tetapi daging buahnya tebal dan bijinya kecil. Rendemen minyaknya tinggi (lebih dari 23%). Tandan buahnyahampir selalu gugur sebelum masak, sehingga jumlah minyak yang dihasilkan sedikit.
2.7. Perkecambahan  kelapa sawit
Perkecambahan benih kelapa sawit merupakan suatu rangkaian kompleks dari perubahan-perubahan morfologi, fisiologi dan biokimia. Copeland (1976) menyatakan bahwa pada proses perkecambahan terjadi proses imbibisi, aktivasi enzim, inisiasi pertumbuhan embrio, retaknya kulit benih dan munculnya kecambah. Menurut Sadjad (1975), faktor genetik dan lingkungan menentukan proses metabolisme perkecambahan. Faktor genetik yang berpengaruh adalah komposisi kimia, kadar air, enzim dalam benih dan susunan fisik atau kimia dari kulit benih. Adapun faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap proses perkecambahan adalah air, gas, suhu, dan cahaya.
Benih kelapa sawit sangat sulit untuk berkecambah dan tidak dapat tumbuh serempak, hal ini disebabkan oleh karena benih mempunyai sifat dormansi akibat endokarpnya yang tebal dan keras, bukan disebabkan oleh embrionya yang dorman (Hartley, 1977). Selain itu menurut penelitian Nurmailah (1999), pada tempurung benih kelapa sawit mengandung kadar lignin yang cukup tinggi yaitu 65.70%. Adanya inhibitor tersebut dapat menjadi salah satu penyebab lamanya benih kelapa sawit berkecambah.











BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Tempat dan Waktu
      Praktikum kali ini dilaksanakan di kebun PT Topaz ( ASIAN AGRI) bengkinang Riau , pada hari Selasa  tanggal 22 Mei 2013 mulai jam 7.00 sampai 17.00 WIB.

3.2.      Hasil
A.  PEMBIBITAN
             Ada dua jenis pembibitan yang sering dilakukan oleh perusahaan perkebunan, yaitu pembibitan single stage dan double stage. Pembibitan single stage adalah metode pembibitan dengan satu tahapan dimana benih langsung ditanam pada large bag berukuran 40 cm x 50 cm (tebal 0.2 mm) di lapangan. Pada awalnya jarak antar large bag diletakkan saling berdekatan dan ketika bibit berumur 3 bulan baru diletakkan berjauhan dengan jarak tanam 90 cm x 90 cm x 90 cm. Double stage adalah metode pembibitan dengan tahapan pre nursery  selama 3 bulan dan main nursery selama 9 bulan. Pada tahapan pre nursery kecambah ditanam pada baby bag berukuran 14 cm x 23 cm (tebal 0.1 mm) di bedengan dan ketika berumur 3 bulan bibit dipindahkan menuju main nursery dengan mengganti polybagnya dengan tipe large bag. Ada banyak hal yang harus diperhatikan dalam mengelola suatu pembibitan kelapa sawit, diantaranya:
a.       Pemilihan Lokasi Pembibitan
-          Lokasi pembibitan harus dekat dengan sumber air
-          Lahan pembibitan harus berareal datar.
-          Lokasi pembibitan harus dekat dengan pemukiman agar dapat mudah dikontrol.
-          Lokasi pembibitan harus terbebas dari hama dan penyakit tanaman.
-          Memiliki drainase yang baik
b.      Persiapan Pre Nursery
-          Lokasi antara pre nursery dan main nursery harus saling berdekatan dan bersih dari gulma.
-          Bedengan untuk pre nursery dibuat arah Timur-Barat dengan lebar 1.2 m dan hindari adanya guludan tanah. Jarak antar bedengan 0.6-1.0 m dengan ditepi bedengan diberi papan penahan.
-          Naungan tidak wajib ada pada pembibitan pre nursery kelapa sawit. Apabila akan memakai naungan maka intensitas naungan adalah 60% dengan lama naungan hingga bibit berumur 10 minggu. Dua minggu sebelum transplanting naungan dihilangkan secara bertahap agar bibit tidak stres ketika dipindah ke lapangan terbuka.
c.       Penanaman Kecambah
-          Kebutuhan baby bag untuk penanaman adalah ± 200 + 2 % (untuk kebutuhan 1 ha ketika transplanting “ 200 kecambah”).
-          Tanah yang digunakan adalah tanah top soil yang sudah diayak sebelumnya untuk memisahkan batu atau partikel besar lainnya.
-          Tanah yang sudah diayak selanjutnya dimasukkan ke dalam baby bag sebanyak ± 1 kg tanah + 10 gram TSP. Pengisian tanah ke baby bag harus dalam keadaan kering agar tidak terjadi pemadatan tanah. Kegiatan pengisian tanah ke dalam baby bag harus selesai seminggu sebelum penanaman dan setiap hari baby bag harus disiram dengan air.
d.      Seleksi Kecambah & Bibit
-          Sebelum melakukan penanaman, kecambah terlebih dahulu dikelompokkan berdasarkan percepatan pertumbuhannya. Selanjutnya, kecambah diseleksi sesuai kenormalan kecambah.  Jenis kecambah yang normal adalah sebagai berikut: kecambah dengan panjang plumula-radikula 10 mm atau 25 mm, kecambah dengan bentuk membantat, kecambah dengan akar terpuntir, serta kecambah dengan akar dan pucuk terpuntir. Sedangkan jenis kecambah abnormal adalah sebagai berikut: kecambah bentuk garputala, kecambah bentuk garputala dan mata pancing, kecambah bentuk tongkat pengait, kecambah tanpa akar, dan kecambah terhambat.
-          Seleksi juga terdapat pada tahap pre nursery dan main nursery. Pada tahap pre nursery bibit diseleksi pada umur 4-6 minggu dan sebelum bibit ditransplanting menuju main nursery. Di tahap main nursery seleksi dilakukan pada bibit umur 3-4 bulan, 9 bulan, dan sebelum bibit ditransplanting menuju lahan.
-          Pada pre nursery, jenis bibit yang abnormal adalah sebagai berikut, twisted shoot, chollenta, khimera, grass leaf, rolled leaf, dan crinkle leaf. Sedangkan jenis bibit yang abnormal pada main nursery adalah khimera, juvenil, short broad pinnae, wide internode, short internode, narrow pinnae, erect, tunas datar, bibit terkena penyakit (antraknosa sp, culvularia sp, corticum sp), dan crown diseases.
e.       Penyiraman
-  Seminggu sebelum kecambah ditanam, baby bag harus disiram dengan air setiap hari.
-  Pada tahap pre nursery, bibit disiram dua kali sehari dengan jumlah 0.2-0.3 Liter/hari. Penyiraman dilakukan pagi dan sore hari.
-  Sebelum bibit ditransplanting menuju main nursery, large bag disiram dengan air hingga keadaan jenuh air.
-   Pada tahap main nursery, bibit disiram sebanyak dua kali sehari sebanyak 2-3 liter/hari.
f.       Pemupukan
-   Pada tahap pre nursery, pemupukan pertama kali dilakukan ketika memasukkan tanah pada baby bag. Pupuk yang digunakan adalah TSP dengan dosis 10 gram/baby bag. Selanjutnya, kecambah yang sudah ditanam di pupuk pada umur 4 minggu dengan pupuk urea. Bibit yang baru tumbuh tidak dibenarkan dipupuk dalam bentuk granula sehingga pupuk diaplikasikan dengan cara disemprot. Pupuk urea sebanyak 30 gram dilarutkan dengan 14700 ml air dan diaplikasikan pada 500 bibit. Pupuk tersebut selalu diberikan seminggu sekali hingga bibit berumur 10 minggu. Di minggu ke 11 dan 12 bibit dipupuk dengan 40 gram urea + 15 gram MOP. Pupuk tersebut dilarutkan dengan 14700 ml air dan diaplikasikan pada 500 bibit.
-   Selanjutnya di tahap main nursery, tanah pada large bag sebelumnya seminggu sebelum transplanting sudah dicampurkan dengan pupuk TSP sebanyak (30 gram TSP + 50 gram dolomit)/large bag. Selanjutnya bibit dipupuk dengan pupuk NPK 15:15:6:4 sebanyak 4 gram di minggu ke 13 dan 15. Berikut adalah jadwal pemupukan di main nursery

g.      Pemindahan Bibit ke Lapangan
-  Bibit yang sudah berumur 12 bulan sudah siap untuk dipindah tanamankan. Satu bulan sebelum dipindahkan bibit diangkat dan diputar 1800 untuk memutus perakaran yang sudah menembus large bag. Hal tersebut juga untuk mengantisipasi stres ketika tanaman dipindahkan. Perlakuan tersebut diulangi dua minggu kemudian.
-   Sebelum bibit dipindah tanamankan terlebih dahulu disiram hingga jenuh air.

B.   PENYILANGAN
Hasil dari pembahasan praktikum ke PT topaz di dapatkan hasil pertama kali kami melihat proses penyerbukan buatan yang di lakukan oleh bantuan oleh manusia yang menyerbukan bunga jantan (serbuk sari) dan bunga betina ( benang sari).Dilakukan saat tanaman berumur 2-7 minggu pada bunga betina yang sedang represif (bunga betina siap untuk diserbuki oleh serbuk sari jantan). Ciri bunga represif adalah kepala putik terbuka, warna kepala putik kemerah-merahan dan berlendir.
Dan cara penyrbukan nya adalah
1. Campurkan serbuk sari dengan talk murni ( 1:2 ). Serbuk sari diambil dari pohon yang baik dan biasanya sudah dipersiapkan di laboratorium, semprotkan serbuk sari pada kepala putik dengan menggunakan baby duster/puffer.
Pembungkus bunga yang terbuat dari kanvas di beri berjendela plastic kemudian kemudian di sarungkan dan di ikat di baguan bawah tangkai tandan setelah dan sebelum dibalut dengan kapas yang di bubuhi inseksidas tepung. Setelah di bungkus di semprotkan kembali dengan insteksida untuk mengusir binatang kecil agar tidak masuk. Pekerjaan ini di lakukan 10-15 hari hari sebelum bunga anthesis. Plaksanaan adalah pollianator. Setelah 7 hari tandan bunga yang telah di bungkus harus di periksa untuk mengetahui apakah bungkusannya tetap baik dan mengetahui kapan anthesis dan di dalam pemuliian tanaman ini terdapat 9 bulan lamanya 5 bulan di dalam penyilangan dan 4 bulan dalam ruangan.
Lihat gambar di bawah ini :
setelah 3 hari , hasil penyerbukan di periksa apakah memerlukan  penyerbukan ulang, setelah 15 hari, bungkus di buka , ambil yang baik. Lebel aluminium kemudian di cucukan di antara spiklet setelah di bagian bawah di bengkokan 5-6 bulan setelah anthesis tandan sudah matang, di tandai ada 1-2 buah luar yang terlepas. Tandan matang di potong dan di masukan di dalam karung goni dan di beri surat pengantar pengiriman untuk proses lebih lanjut.
Lihat gambar di bawah ini : 

C.     PENGELOLAHAN KECAMBAH
Di dalam pengelolahan kecambah ini butuh waktu 4 bulan di dalam ruangan untuk hasil yang bagus.
Setelah di berikan pemberian lebel dan di susun rapid an kemudian di lakukan pembelahan biji yang memudahkan untuk pengupasan daging buha dan di pisakhan dengan cangkangnya.

Lihat gambar di bawah ini :       
setelah pemanen dan pemberian lebel seselai maka di lanjutkan dengan membelahan buah dengan menggunakan alat penghancur tandan buah sawit. Setelah melakukan membelahan tandan di masukan kedalam ruangan untuk
pengupasan dagging buah dengan menggunakan alat
lihat gambar di bawah ini :
ini adalah alat  yang di gunakan untuk penghancuran dagging buah , ada dua buah alat yang di gunakan dalam proses pengangkatan dagging buah ini . setelah itu masukan buah kembali ke dalam alat yang satunya lagi yang serupa tapi beda keguunaannya yaitu tahap yang benar2 bersih
lihat gambar di bawah ini :
ini adalah alat yang duganakan pada tahap kedua alat ini akan benar2 membersihkan daggingbuah yang tersisah di alat pertama tadi.

 
Lihat gambar di bawah ini :
setelah dilakukan pengangkatan dagging buah hingga bersih selanjutnya di lakukan pernyotiran yang di lakukan oleh pihak-pihak yang benar2 paham dengan penyortiran ini memilih mana yang baik dan mana yang jelek pada biji .
lihat gambar di bawah ini :
setelah dilakukan pernyotiran kerja selanjutnya di lakukan perendaman didalam larutan thiram 80 %
Lihat gambar di bawah ini :
setelah dilakukan perendaman maka kerja selanjutnya adalah pengangaian buah di atas arak-arak yang telah di sediakan dei angina-anginkan hingga mongering .
setelah di anginakan di arak-arak biji di masukan kedalam kantong plastic beserta lebel yang telah di tentukan. Dan di ikat dengan karet dan di maukan keruangan AC dengan 18 C Lihat gambar di bawah ini :
setelah di letakan di ruangan AC cika bakal bibit ini di pidahkan ke dalam rungan pemanas germinator selama 40-6- hari pada rak-rak dengan temperature 39-40C setiap minggu kantong plastic di cek dan  dan di guncang kemuidan di biji di keluarkan  dan di rendam dalam bak perendaman selama 3 hari untuk menaikan kadar air dari 18 % menjadi 23 % . biji di keringkan selama  1 hari, di masukan kedalam kantong plastic  dan di letakan pada rak-rak di dalam ruang perkecambahan
Lihat gambar di bawah ini :

setalah itu dilakukan pernyotiran oleh para pekerja pernyotoran haruslah telitih dan hati,
pernyotiran ini berlanjut ke tahap berikutnya yakni pemanasan

lihat gambar di bawah ini :
dan kerja selanjutnya masukan perkecambahan ini kedalam ruang perkecambahan dengan temperature 26-28C, setelah 12-15 hari perkecambahan mulai berkecambah. Setelah  4-5 minggu  kecambah mencampai 70-90%. Sedangkan biji yang tidak tumbuh pada  minngu ke 6 di periksa viabilitasnya. Jika masih baik dapat di panaskan kembali selama 20 hari. Dalam peilihan kcambah yang patah, busuk terserang cendawan, kerdil dan abnormal lainya di buang. Lihat gambar di samping ini :
dan tahap selanjutnya pengemasan kecambah yang sudah siap di edarkan Lihat gambar berikut ini :
dan kemudian kecambah di susun menurut lingkaran-lingkaran 1 lingkaran berisi 10 buah kecambah dan dalam satu papan lingkaran terdapat 10 lingkaran jadi satu kemasan kecambah berisi 200 buah kecambah  satu kecambah di jual 9 500,-/ kecambah
Lihat gambar di bawah ini :
setelah di lakuakan pengelompokan dengan papan lingkaran maka langsung di masukan kedalam kemasan plastic dan di beri kode, cap, dan logo dari PT ASIAN AGRI
Lihat gambar di bawah ini :
dan jika ada pemesanan dari luar maka beginilah bentuk pengemasan yang di utamakan yaitu menggunakan serbuk kayu yang telah di peri pendinginan , adapun tujian pemberian serbuk kayu ini adalah sebagai pengamanan tidak terjadinya pergeseran buah dan goncangan-goncangan dalam transportasi nantinya.
Lihat gambar di bawah ini :
setalh di petikan maka di lakukan penyegelan yang aman di berikan kode-kode tertentu oleh pihak-pihak PT ASIA AGRI ini
dan jika anda tertarik dalam pembelian kecambah ini maka harus ada surat-surat pengantar dari dinas, dan nantinya pihak PT akan juga memberi surat2 keterangan dalam perkecambahan sawit ini dan di situ di jelaskan bagai mana asal- usul kecambah ini,
Lihat gamabar di bahwah ini :
dan ini adalah mobil box yang di gunakan untuk mengantar kecambah-kecambah pesanan kecambah tadi dan untuk demi keamanan kunci hanya di pegang oleh pihak PT dan sopir tidak di wajibkan memegang kunci ,ini demi ke keaman kecambah agar tidaj terjadi permainan-permainan illegal nantinya.
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Pemuliaan Tanaman adalah suatu Teknologi dan Seni untuk memanipuasi gen kromosom atau kemampuan Dan genetik Tanaman sehingga sifat-sifat mulia menjadi nihil Tanaman Dan lebih berguna Sesuai Artikel Baru keperluan manusia Yang Selalu MENINGKAT (Ahmad Baehaki Dalam, Nani Hermiati 2000. Diktat kuliah Pengantar Pemuliaan Tanaman.Fakultas Pertanian UNPAD Bandung) Kelapa sawit (Elaeis) adalah tumbuhan industri penting penghasil minyak masak, minyak industri, maupun bahan bakar (biodiesel). Perkebunannya menghasilkan keuntungan besar sehingga banyak hutan dan perkebunan lama dikonversi menjadi perkebunan kelapa sawit. Indonesia adalah penghasil minyak kelapa sawit terbesar di dunia. Di Indonesia penyebarannya di daerah Aceh, pantai timur Sumatra, Jawa, dan Sulawesi.
.

















DAFTAR PUSTAKA
Data PT TOPAZ bengkinang
Anonim. 1997. Studi Tentang Perkebunan dan Pemasukan Minyak Kelapa Sawit Indonesia. International Contect Bussines System, Jakarta.
______. 2003. Pedoman Teknis Pembibitan Kelapa Sawit. Makin Group. (tidak dipublikasikan).
______. 2006. Plantation Location. http://www.sampoernaagro.com/plantation location.html. Diakses 10 Oktober 2008.
Corley, R. H. V. 1976. Oil Palm Research, The Genus Elaies. Elsevier, Amsterdam.
Fauzi, Y, YE. Widiastuti, I. Setyawibawa dan R. Hartono. 2002. Kelapa Sawit, Budidaya, Pemanfaatan Hasil dan Limbah, Analisis dan Pemasaran, Penebar Swadaya. Jakarta.
Hartoyo. 2009. Pengenalan Perkebunan Kelapa Sawit. Presentasi Asisten Training 2009 PT Sampoerna Agro, Tbk. Ogan Komering Ilir. (tidak dipublikasikan)