2. Penyerbukan oleh Serangga Penyerbuk Kelapa
Sawit Serangga penyerbuk Elaeidobius camerunicus tertarik pada bau bunga
jantan. Serangga dilepas saat bunga betina sedang represif. Keunggulan cara ini
adalah tandan buah lebih besar, bentuk buah lebih sempurna, produksi minyak
lebih besar 15% dan produksi inti (minyak inti) meningkat sampai 30%.

KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr.wb.
Dengan nama
Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Syukur Alhamdulillah Penulis
ucapkan dari lubuk hati Penulis kehadirat Allah yang telah memberikan
kesempatan untuk menyelesaikan tugas ini dengan baik. Sholawat serta salam
Penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Laporan yang
berjudul “Pemuliaan Tanaman Kelapa Sawit
di PT TOPAZ Bengkinang Riau ”. Ini semoga
dapat menambah pengetahuan bagi para pembaca.
Kami menyadari
bahwa yang kami tulis ini masih banyak kekurangan dan kesalahan. Dan oleh sebab
itu, kami sangat mengharapkan adanya masukan dari para pembaca, baik berupa
kritikan ataupun saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan Laporan ini,
supaya lebih baik untuk masa yang akan datang.
Dan terima kasih
atas semua bantuan dari semua pihak yang terkait dalam penyusunan ini baik
secara langsung maupun tidak langsung.
Kemudian kepada
Allah kami bertaubat dan kepada manusia kami memohon maaf atas kesalahan dan
kekhilafan dalam penulisan Laporan ini.
Wassalamu’alaikum
wr.wb.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR…………................................................................................ i
DAFTAR ISI.............................................................................................................. ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang......................................................................................... 1
BAB II
PENJELASAN
2.1.
Devinisi Pemuliaan Tanaman...................................................................... 2
2.2.
Pemilihan Pohon Induk.............................................................................. 2
2.3.
Bunga Kelapa Sawit................................................................................. 5
2.4.
Pembungkusan Bunga Kelapa Sawit.......................................................... 7
2.5.
Penyerbukan............................................................................................. 8
2.6.
Persiapan Biji............................................................................................ 8
2.7.
Perkecambahan Kelapa Sawit................................................................... 9
BAB
III HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1.
Tempat dan Waktu................................................................................... 10
3.2.
Hasil......................................................................................................... 10
BAB IV
PENUTUP
4.1.
Kesimpulan.............................................................................................. 18
DAFTAR
PUSTAKA................................................................................................. 19
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang
Pemuliaan tanaman adalah suatu ilmu, seni
dan teknologi untuk mengubah susunan genetik tanaman secara tetap
sehingga memiliki sifat atau penampilan sesuai dengan tujuan yang diinginkan
pelakunya (breeder). Pemuliaan tanaman
adalah kegiatan mengubah susunan genetik individu maupun populasi tanaman
untuk suatu tujuan. Pemuliaan tanaman kadang-kadang disamakan dengan penangkaran
tanaman, kegiatan memelihara tanaman untuk memperbanyak dan menjaga kemurnian;
pada kenyataannya, kegiatan penangkaran adalah sebagian dari pemuliaan.
Selain melakukan penangkaran,
Kemajuan
Pertanian suatu Negara sangat ditentukan jumlah varietas Unggul Baru Yang
diperoleh. Mencari Google Artikel diundangkannya Undang-Undang Perlindungan
Varietas di Indonesia Maka atmosfer Investasi Dan penelitian Yang mengarah Ke
Pembuatan varietas Baru semakin Baik. Hal inisial membuka Peluang berkembangnya
anak pajak tangguhan-anak pajak tangguhan Swasta Yang mengusahakan Benih Yang
lebih Baik Dan disukai Chicken. Hal inisial Tampak bahasa Dari munculnya BANYAK
anak pajak tangguhan Swasta Baik PAN maupun Lokal Yang Bergerak dalam
Kepemilikan Modal perbenihan terutama varietas hibrida. Daya Kompetisi anak
pajak tangguhan Benih sangat Tergantung PADA KUALITAS Produk Yang dihasilkan
terutama Yang berkaitan Mencari Google Artikel kemampuan Produksi, KUALITAS Dan
ketahanan terhadap hama-penyakit. Varietas Unggul tersebut hanya dapat
diperoleh Mencari Google Artikel Baru Canada produksi proses pengambilan
pemuliaan Tanaman. Anak pajak tangguhan-anak pajak tangguhan tersebut sangat
memerlukan Tenaga pemulia Yang terampil Dan Cerdas. Oleh sebab ITU Program
studi menjabarkan pemuliaan Tanaman merupakan salat Satu Program studi
menjabarkan Yang sangat yang strategis di Kepemilikan Modal Pertanian. Di MASA
Yang Akan Datang, Akan lebih BANYAK Lagi pemulia Tanaman Yang dibutuhkan untuk
mempercepat kemajuan perkembangan Teknologi dan Ekonomi Petani Indonesia.
BAB II
PENJELASAN
PENJELASAN
2.1. Devinisi pemuliaan tanaman
Pemuliaan Tanaman adalah Rangkaian lingkungan kegiatan
penelitian atau pengujian Dan lingkungan kegiatan penemuan Dan pengembangan
suatu varietas, Sesuai Artikel Baru menggunakan metoda baku untuk menghasilkan
varietas Baru Dan mempertahankan kemurnian Benih varietas Yang dihasilkan.
(Undang-undang Republik Indonesia Nomor 29 years 2.000 tentang perlindungan
varietas Tanaman)
Pemuliaan
tanaman adalah ilmu, seni, dan bisnis untuk meningkatkan tanaman untuk manfaat
manusia. (Bernardo, R. 2.002 Pemuliaan untuk sifat kuantitatif.. Stemma Press,
Minneapolis, MN)
Pemuliaan Tanaman adalah
Ilmu tentang perubahan susunan genetik sehingga memperoleh Tanaman Yang
menguntungkan manusia (Poespodarsono Sumardjo. 1988 Dasar-EQUITY Ilmu.
Oemuliaan tanaman.PAU IPB-Lembaga sumberdaya INFORMASI IPB).
2.2. Pemilihan Pohon Induk
Dura x Pisifera (DxP)
Sumber utama Dura
Kebanyakan
berbasis pada Deli dura yang
berasal dari
– Chemara, Banting, DOA/MARDI/MPOB, Dami,
Socfindo, Dabou
Sedangkan Sumber utama Pisifera
– AVROS, NIFOR (Calabar), Ekona, Yangambi,
La Me
Benih kelapa sawit yang dipasarkan di
Indonesia adalah jenis konvensional D x
P, sedangkan tiga jenis lainnya belum dapat dijumpai di pasar.
Kemanapun dicari, selama sumber benih
masih melakukan persilangan dengan cara konvensional, maka pada dasarnya semua
adalah sama.
Sistem Produksi Benih
Sistem produksi benih kelapa sawit pada dasarnya merupakan rangkaian yang
tak terpisahkan dari beberapa proses, meliputi (1) proses pengelolaan pohon induk dura dan pohon bapak pisifera,
(2) proses pemuliaan tanaman, dan
(3) proses processing benih, serta
(4) proses pemasaran.
Prosedur Pemuliaan Tanaman
Secara umum, pemuliaan
tanaman adalah rangkaian kegiatan
penelitian dan pengujian atau kegiatan penemuan dan pengembangan suatu
varietas, sesuai dengan metode baku untuk menghasilkan varietas baru dan
mempertahankan kemurnian benih varietas yang dihasilkan. Untuk dapat
menghasilkan dan mengembangkan varietas kelapa sawit, setiap sumber benih kelapa sawit harus
memiliki beberapa hal sebagai berikut :
a. Populasi dasar dura dan tenera/pisifera
Proses pemuliaan kelapa sawit
berawal dari pembentukan populasi dasar yang terdiri atas pohon induk dura, tenera, dan pisifera dari
berbagai orijin di tingkat seleksi. Jumlah dan jenis orijin/famili yang
digunakan oleh setiap sumber benih dapat berbeda, bergantung pada arah pemuliaan dan kapasitas benih yang
akan dihasilkan.
b. Prosedur Pemuliaan
Dalam bidang pemuliaan
tanaman dikenal berbagai skema seleksi, dan yang sering digunakan pada
pemuliaan kelapa sawit adalah reciprocal recurrent selection (RRS) dan modified
recurrent selection (MRS). Secara umum, di setiap prosedur pemuliaan kelapa
sawit terdapat tahapan inti mencakup pembentukan populasi dasar, evaluasi,
seleksi, serta rekombinasi.
Dari populasi dasar yang
telah dibentuk dilakukan suatu tahapan evaluasi melalui pengujian keturunan
(progeny test) untuk menganalisis dan menentukan persilangan terbaik yang akan
direproduksi berdasarkan nilai daya gabung umum (GCA) dan daya gabung khusus
(SCA) dari tetua (progenitor) yang diuji. Berdasarkan informasi daya gabung
tersebut tersebut dilakukan seleksi untuk menentukan tetua-tetua yang dapat
dijadikan pohon induk untuk produksi benih.
Selain untuk menentukan
materi pohon induk, pada tahapan seleksi ini juga dilakukan pemilihan tetua
yang akan direkombinasikan untuk mencari materi persilangan dengan potensi yang
lebih baik yang digunakan pada siklus pemuliaan berikutnya. Melalui rekombinasi
diharapkan dapat membentuk suatu populasi dasar baru dengan sifat-sifat yang
lebih baik dari populasi dasar sebelumnya.
c. Proses pengujian keturunan (progeny)
Pengujian keturunan merupakan
rangkaian percobaan yang dirancang untuk menilai dengan akurat keragaan hibrida
(persilangan). Pengujian ini merupakan suatu hal yang mutlak untuk dilakukan
oleh setiap sumber benih, karena materi yang sampai ke tangan konsumen adalah
hibrida DxP.
Proses produksi Benih
Pohon induk/bapak yang
digunakan untuk menghasilkan benih komersial dilakukan dengan mereproduksikan
persilangan terbaik yang telah diuji pada pengujian progeny. Cara pemilihan pohon induk/bapak
yang dapat diperoleh melalui perkawinan sendiri (selfing) maupun rekombinasi
intra-grup.
Namun demikian untuk
memperoleh gain selection lebih tinggi biasanya dilakukan seleksi
intra-persilangan terhadap karakter-karakter yang dianggap akan lebih
menguntungkan konsumen, seperti pertumbuhan meninggi yang lebih lambat. Selain
itu selection pressure ditujukan untuk mendapatkan keseragaman yang lebih
tinggi pada tanaman yang dihasilkan. Adapun pengamatan produksi dan kualitas
tandan lebih ditujukan untuk kelanjutan program seleksi yaitu dengan cara memilih
pohon induk yang baik dan telah diketahui karakteristik genotipenya.
Benih seperti apa yang
dapat matching dengan objectives
tersebut diatas ? Pertanyaan inilah yang perlu digali jawabannya dari sumber
benih. Dengan berpedoman pada tantangan yang harus dipenuhi oleh sumber benih
dan berbekal pengetahuan tentang prosedur pemuliaan tanaman, maka kita dapat
menilai sumber benih mana yang paling mendekatinya.
Sudah tentu semua sumber
benih akan memberikan unjuk performa yang nampaknya pas untuk mendukung objectives
tersebut. Untuk memastikan bahwa sumber benih yang dipilih adalah memang akan
dapat memenuhi harapan, maka langkah awal yang perlu dilakukan oleh calon
pembeli benih adalah:
Kunjungi Lokasi Sumber
Benih.
1. Perhatikan dan amati,
bahwa sumber benih yang bersangkutan secara fisik memiliki fasilitas yang
memadai untuk menghasilkan benih dengan Potensi Genetik yang unggul dan
berkualitas.
2. Perhatikan dan amati,
pohon induk yang ditanam dan tanyakan asal usul keturunannya. Sebagai contoh,
secara kasat mata dapat dilihat bahwa induk yang tinggi tentu tidak akan
menghasilkan turunan yang pendek (dwarf palm). Dapat juga dilihat tinggi batang
berbanding dengan umur pohon, sehingga dapat dihitung rata rata pertumbuhan
meninggi per tahun.
3. Perhatikan dan amati
pohon progenynya. Disamping melihat pertumbuhan meninggi, juga dapat dilihat
rata rata jumlah tandan per pohon (high productivity).
4. Perhatikan dan amati
proses processing benih dan cara perlakuan dalam seleksi biji calon kecambah.
5. Diskusikan dengan pemulia
semua hal yang ingin diketahui, termasuk after sales service
Hal hal lain yang tidak
kasat mata tentu sulit didapat dan pengamatan yang dilakukan diatas hanya
merupakan indikasi untuk bahan diskusi dengan sumber benih.
Yang penting harus
disadari adalah bahwa benih bersifat MONUMENTAL, salah memilih benih hari
ini..., berarti kita menanggung konsekuensi kerugian ekonomis selama 30 tahun.
2.3. Bunga Kelapa Sawit
1. Kelapa sawit termasuk kedalam golongan tanaman
monoecius, yakni bunga jantan dan bunga betina terpisah, tetapi masih terdapat
dalam satu pohon.
2. Tanaman kelapa sawit dilapangan mulai berbunga
pada umur 12 – 14 bulan (dihitung dari sejak ditanam dilahan). Dari setiap
ketiak pelepah daun, akan keluar satu tandan bunga , jantan atau betina.
Sebahagian tandan bunga ini akan gugur (aborsi), baik sebelum maupun sesudah
anthesis/receptive. Jenis kelamin bunga dapat dikenali setelah bunga menonjol
diantara ketiak pelepah daun, sebelum seludang bunga terbuka. Ciri-ciri bunga
jantan adalah berbentuk ramping (loncong) memanjang, ujung kelopak bunga agak
meruncing dan diameter bunga lebih kecil dari bunga betina. Sedangkan bunga
betina berbentuk agak bundar (oval), ujung kelopak bunga agak rata dan diameter
bunga lebih besar. Perbedaan bentuk ini sangat penting diketahui dalam
melakukan penyerbukan buatan.3. Pada tanaman
muda, sering dijumpai berbagai macam abnormalitas, seperti :a. Bunga banci atau hermaprodit, yaitu tandan bunga
memiliki 2 jenis kelamin.b. Bunga
andromorphic (andogynous) yaitu secara morphologi adalah bunga jantan, tetapi
pada bagian spikeletnya dijumpai bunga betina yang dapat membentuk buah sawit
kecil.c. Buah parthenocarpi yaitu kepala
putik (stigma) yang tidak sempurna dibuahinya, sehingga terbentuk buah yang
kecil dan tidak berbiji (tidak ada kernel dan embryo). Buah parthenocarpi ini
kadang-kadang sudah layu dan gugur sebelum masak.
d. Primordial bunga atau floral initiation, yaitu
berobahnya cel vegetatif menjadi cel generatif terjadi pada 33 bulan sebelum
bunga matang (siap membuahi/dibuahi).
e. Sex determination yaitu perkembangan cel generatif menjadi bunga jantan atau betina, terjadi pada 24 bulan sebelum bunga matang (anthesis). Satu sampai dua bulan sebelum anthesis, seludang bunga muncul dari ketiak pelepah (sxil). Lima sampai enam bulan sebelum bunga betina masak (receptive), buah menjadi matang panen.
e. Sex determination yaitu perkembangan cel generatif menjadi bunga jantan atau betina, terjadi pada 24 bulan sebelum bunga matang (anthesis). Satu sampai dua bulan sebelum anthesis, seludang bunga muncul dari ketiak pelepah (sxil). Lima sampai enam bulan sebelum bunga betina masak (receptive), buah menjadi matang panen.
4. Bunga betina dan tandan bunga betina.
a. Tandan bunga betina terbungkus oleh seludang
bunga, yang akan pecah pada 15 – 30 hari sebelum receptive. Satu tandan
bunga betina memiliki 100 – 200 spikelet dan setiap spikeletnya memiliki
15 – 20 kuntum bunga betina. Bunga betina yang kecil inilah yang nantinya akan
diserbuki tepung sari dari bunga jantan.
b. Receptive bunga ditandai dengan adanya bunga yang
mekar pada spikelet. Kepala putik berwarna krem, sesudah merekah memiliki
cairan putih kekuningan, sedikit berbau wangi adas. Dalam kondisi seperti
inilah, bunga betina siap menerima kedatangan tepung sari untuk proses
pembuahan. Kenyataannya tidak semua bunga betina mengalami pembuahan yang
sempurna, terutama bunga-bunga yang letaknya pada pangkal spikelet bagian
dalam.
c. Pada tandan tanaman dewasa, dapat diperoleh 600 –
2000 butir buah, tergantung besarnya tandan. Setiap pokok tanaman muda dapat
menghasilkan 15 – 25 tandan pertahun, sedangkan pada tanaman dewasa sampai tua
sekitar 12 tandan pertahun.
d. Bunga betina ini tidak serentak receptivenya, satu
tandan memerlukan waktu 3 – 5 hari bahkan lebih. Sementara bunga jantan
terdapat pada tandan yang terpisah dan tentu saja tidak bersamaan anthesisnya,
maka sebagian terbesar tanaman akan diserbuki secara silang (antar pohon).
Secara alami penyerbukan dilakukan oleh angin dan serangga.
e. Seludang bunga betina bentuknya relatif bundar
dibandingkan bunga jantan yang lonjong. Panjang tandan bunga betina bisa
mencapai 30 cm, bahkan lebih panjang dengan spikelet yang bervariasi.
5. Tandan bunga jantan dan bunga jantan.
a. Tandan bunga jantan mempunyai tangkai yang lebih
panjang dibandingkan tandan bunga betina, bentuknya lonjong memanjang. Tandan
bunga juga terbungkus dalam seludang yang akan pecah menjelang anthesis,
seperti halnya bunga betina.b. Tiap tandan
bunga mempunyai 100 – 250 spikelet dengan panjang spikelet antara 10 – 20 cm
dan berdiameter antara 1 – 1,5 cm. Tiap spikelet berisi 500 – 1500 kuntum bunga
kecil yang akan menghasilkan tepung sari sampai jutaan jumlahnya, dengan berat
antara 40 – 60 gram. Bunga jantan yang sedang anthesis berbau adas sangat semerbak.c. Satu tandan bunga jantan, akan mekar dalam waktu 2
– 4 hari. Sementara tepung sari akan mati dalam waktu 2 – 3 hari setelah
anthesis. Bunga-bunga mekar mulai dari bagian bawah spikelet.
d. Pada tanaman muda jumlah bunga jantan perpokok,
lebih sedikit dibandingkan dengan bunga betinanya. Perbandingan ini akan
berobah sesuai dengan bertambahnya umur tanaman.
e. Perbandingan antara jumlah tandan bunga betina
dengan jumlah bunga ( betina, jantan + hermaprodit) dikenal sebagai sex
ratio dan dinyatakan dalam %.
2.4.
pembungkusan bunga Kelapa sawit
Tandan bunga
betina yang berada pada pada ketiak pelepah daun mulai muncil satu bulan
sebelum anthesis. Setelah seludang pecah baru dapat di lihat jenis kelaminnya.
Tandan bunga jantan biasanya lebih ramping dan memanjang, sedangkan yang
bunga betina lebih pendek dan gemuk,
sebelum di bungkus terlebih dahulu di bersihkan , dengan membuang seludung dan
membersihkan tangkai tandan. Setelah di bersihkan dari sampah yang melekat
kemudian disemprot dengan instektisida agar binatang kecil seperti semut,spider
dan lain-lain mati.
2.5. Penyerbukan
Cara penyerbukan:
1. Bak seludang bunga.
2. Campurkan serbuk sari dengan
talk murni ( 1:2 ). Serbuk sari diambil dari pohon yang baik dan biasanya sudah
dipersiapkan di laboratorium, semprotkan serbuk sari pada kepala putik dengan
menggunakan baby duster/puffer.
b. Penyerbukan oleh Serangga
Penyerbuk Kelapa Sawit Serangga penyerbuk Elaeidobius camerunicus tertarik pada
bau bunga jantan. Serangga dilepas saat bunga betina sedang represif.
Keunggulan cara ini adalah tandan buah lebih besar, bentuk buah lebih sempurna,
produksi minyak lebih besar 15% dan produksi inti (minyak inti) meningkat
sampai 30%.
2.6. Persiapan Biji
Setiap jenis
kelapa sawit memiliki ukuran dan bobot biji yang berbeda. Biji dura afrika
panjangnya 2-3 cm dan bobot rata-rata mencapai 4 gram, sehingga dalam 1 kg
terdapat 250 biji. Biji dura deli memiliki bobot 13 gram per biji, dan biji
tenera afrika rata-rata memiliki bobot 2 gram per biji.Biji kelapa sawit
umumnya memiliki periode dorman (masa non-aktif). Perkecambahannya dapat
berlangsung lebih dari 6 bulan dengan keberhasilan sekitar 50%. Agar
perkecambahan dapat berlangsung lebih cepat dan tingkat keberhasilannya lebih
tinggi, biji kelapa sawit memerlukan pre-treatment.
Jenis Kelapa
Sawit.
Berdasarkan
ketebalan cangkang dan daging buah, kelapa sawit dibedakan menjadi beberapa
jenis sebagai berikut :
1.
Dura memiliki cangkang tebal (3-5 mm), daging buah
tipis, dan rendemen minyak 15-17%.
2.
Tenera memiliki cangkang agak tipis (2-3 mm), daging
buah tebal, dan rendemen minyak 21-23%.
3.
Pisifera memiliki cangkang yang sangat tipis, tetapi
daging buahnya tebal dan bijinya kecil. Rendemen minyaknya tinggi (lebih dari
23%). Tandan buahnyahampir selalu gugur sebelum masak, sehingga jumlah minyak
yang dihasilkan sedikit.
2.7. Perkecambahan kelapa sawit
Perkecambahan benih kelapa sawit merupakan suatu rangkaian kompleks dari
perubahan-perubahan morfologi, fisiologi dan biokimia. Copeland (1976)
menyatakan bahwa pada proses perkecambahan terjadi proses imbibisi, aktivasi
enzim, inisiasi pertumbuhan embrio, retaknya kulit benih dan munculnya
kecambah. Menurut Sadjad (1975), faktor genetik dan lingkungan menentukan
proses metabolisme perkecambahan. Faktor genetik yang berpengaruh adalah
komposisi kimia, kadar air, enzim dalam benih dan susunan fisik atau kimia dari
kulit benih. Adapun faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap proses
perkecambahan adalah air, gas, suhu, dan cahaya.
Benih kelapa
sawit sangat sulit untuk berkecambah dan tidak dapat tumbuh serempak, hal ini
disebabkan oleh karena benih mempunyai sifat dormansi akibat endokarpnya yang
tebal dan keras, bukan disebabkan oleh embrionya yang dorman (Hartley, 1977).
Selain itu menurut penelitian Nurmailah (1999), pada tempurung benih kelapa
sawit mengandung kadar lignin yang cukup tinggi yaitu 65.70%. Adanya inhibitor
tersebut dapat menjadi salah satu penyebab lamanya benih kelapa sawit
berkecambah.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Tempat dan Waktu
Praktikum kali ini
dilaksanakan di kebun PT
Topaz ( ASIAN AGRI) bengkinang Riau , pada hari Selasa tanggal 22 Mei 2013 mulai jam 7.00 sampai 17.00 WIB.
3.2. Hasil
A. PEMBIBITAN
Ada dua jenis pembibitan yang sering dilakukan
oleh perusahaan perkebunan, yaitu pembibitan single stage dan double stage.
Pembibitan single stage adalah metode
pembibitan dengan satu tahapan dimana benih langsung ditanam pada large bag berukuran 40 cm x 50 cm (tebal
0.2 mm) di lapangan. Pada awalnya jarak antar large bag diletakkan saling berdekatan dan ketika bibit berumur 3
bulan baru diletakkan berjauhan dengan jarak tanam 90 cm x 90 cm x 90 cm. Double stage adalah metode pembibitan
dengan tahapan pre nursery selama 3 bulan dan main nursery selama 9 bulan. Pada tahapan pre nursery kecambah ditanam pada baby bag berukuran 14 cm x 23 cm (tebal 0.1 mm) di bedengan dan
ketika berumur 3 bulan bibit dipindahkan menuju main nursery dengan mengganti polybagnya dengan tipe large bag. Ada banyak hal yang harus
diperhatikan dalam mengelola suatu pembibitan kelapa sawit, diantaranya:
a.
Pemilihan Lokasi Pembibitan
-
Lokasi pembibitan harus dekat dengan sumber air
-
Lahan pembibitan harus berareal datar.
-
Lokasi pembibitan harus dekat dengan pemukiman agar dapat mudah dikontrol.
-
Lokasi pembibitan harus terbebas dari hama dan penyakit tanaman.
-
Memiliki drainase yang baik
b.
Persiapan Pre Nursery
-
Lokasi antara pre nursery dan main nursery harus saling berdekatan dan
bersih dari gulma.
-
Bedengan untuk pre nursery dibuat
arah Timur-Barat dengan lebar 1.2 m dan hindari adanya guludan tanah. Jarak
antar bedengan 0.6-1.0 m dengan ditepi bedengan diberi papan penahan.
-
Naungan tidak wajib ada pada pembibitan pre
nursery kelapa sawit. Apabila akan memakai naungan maka intensitas naungan
adalah 60% dengan lama naungan hingga bibit berumur 10 minggu. Dua minggu
sebelum transplanting naungan dihilangkan secara bertahap agar bibit tidak
stres ketika dipindah ke lapangan terbuka.
c.
Penanaman Kecambah
-
Kebutuhan baby bag untuk penanaman
adalah ± 200 + 2 % (untuk kebutuhan 1 ha ketika transplanting “ 200 kecambah”).
-
Tanah yang digunakan adalah tanah top
soil yang sudah diayak sebelumnya untuk memisahkan batu atau partikel besar
lainnya.
-
Tanah yang sudah diayak selanjutnya dimasukkan ke dalam baby bag sebanyak ± 1 kg tanah + 10 gram TSP. Pengisian tanah ke baby bag harus dalam keadaan kering agar
tidak terjadi pemadatan tanah. Kegiatan pengisian tanah ke dalam baby bag harus selesai seminggu sebelum
penanaman dan setiap hari baby bag harus
disiram dengan air.
d.
Seleksi Kecambah & Bibit
-
Sebelum melakukan penanaman, kecambah terlebih dahulu dikelompokkan berdasarkan
percepatan pertumbuhannya. Selanjutnya, kecambah diseleksi sesuai kenormalan
kecambah. Jenis kecambah yang normal
adalah sebagai berikut: kecambah dengan panjang plumula-radikula 10 mm atau 25
mm, kecambah dengan bentuk membantat, kecambah dengan akar terpuntir, serta
kecambah dengan akar dan pucuk terpuntir. Sedangkan jenis kecambah abnormal
adalah sebagai berikut: kecambah bentuk garputala, kecambah bentuk garputala
dan mata pancing, kecambah bentuk tongkat pengait, kecambah tanpa akar, dan
kecambah terhambat.
-
Seleksi juga terdapat pada tahap pre
nursery dan main nursery. Pada tahap pre nursery bibit diseleksi pada
umur 4-6 minggu dan sebelum bibit ditransplanting menuju main nursery. Di tahap main
nursery seleksi dilakukan pada bibit umur 3-4 bulan, 9 bulan, dan sebelum
bibit ditransplanting menuju lahan.
-
Pada pre nursery, jenis bibit yang
abnormal adalah sebagai berikut, twisted
shoot, chollenta, khimera, grass leaf, rolled leaf, dan crinkle leaf. Sedangkan jenis bibit yang abnormal pada main
nursery adalah khimera, juvenil, short
broad pinnae, wide internode, short internode, narrow pinnae, erect, tunas
datar, bibit terkena penyakit (antraknosa sp, culvularia sp, corticum sp), dan crown diseases.
e.
Penyiraman
- Seminggu
sebelum kecambah ditanam, baby bag
harus disiram dengan air setiap hari.
- Pada
tahap pre nursery, bibit disiram dua
kali sehari dengan jumlah 0.2-0.3 Liter/hari. Penyiraman dilakukan pagi dan
sore hari.
- Sebelum
bibit ditransplanting menuju main nursery,
large bag disiram dengan air hingga
keadaan jenuh air.
- Pada
tahap main nursery, bibit disiram
sebanyak dua kali sehari sebanyak 2-3 liter/hari.
f.
Pemupukan
-
Pada tahap pre nursery, pemupukan
pertama kali dilakukan ketika memasukkan tanah pada baby bag. Pupuk yang digunakan adalah TSP dengan dosis 10 gram/baby bag. Selanjutnya, kecambah yang
sudah ditanam di pupuk pada umur 4 minggu dengan pupuk urea. Bibit yang baru
tumbuh tidak dibenarkan dipupuk dalam bentuk granula sehingga pupuk
diaplikasikan dengan cara disemprot. Pupuk urea sebanyak 30 gram dilarutkan
dengan 14700 ml air dan diaplikasikan pada 500 bibit. Pupuk tersebut selalu
diberikan seminggu sekali hingga bibit berumur 10 minggu. Di minggu ke 11 dan
12 bibit dipupuk dengan 40 gram urea + 15 gram MOP. Pupuk tersebut dilarutkan
dengan 14700 ml air dan diaplikasikan pada 500 bibit.
- Selanjutnya
di tahap main nursery, tanah pada large bag sebelumnya seminggu sebelum
transplanting sudah dicampurkan dengan pupuk TSP sebanyak (30 gram TSP + 50 gram
dolomit)/large bag. Selanjutnya bibit
dipupuk dengan pupuk NPK 15:15:6:4 sebanyak 4 gram di minggu ke 13 dan 15.
Berikut adalah jadwal pemupukan di main nursery
g.
Pemindahan Bibit ke Lapangan
- Bibit
yang sudah berumur 12 bulan sudah siap untuk dipindah tanamankan. Satu bulan
sebelum dipindahkan bibit diangkat dan diputar 1800 untuk memutus
perakaran yang sudah menembus large bag.
Hal tersebut juga untuk mengantisipasi stres ketika tanaman dipindahkan.
Perlakuan tersebut diulangi dua minggu kemudian.
- Sebelum
bibit dipindah tanamankan terlebih dahulu disiram hingga jenuh air.
B. PENYILANGAN
Hasil dari pembahasan praktikum ke
PT topaz di dapatkan hasil pertama kali kami melihat proses penyerbukan buatan
yang di lakukan oleh bantuan oleh manusia yang menyerbukan bunga jantan (serbuk
sari) dan bunga betina ( benang sari).Dilakukan saat tanaman berumur 2-7
minggu pada bunga betina yang sedang represif (bunga betina siap untuk
diserbuki oleh serbuk sari jantan). Ciri bunga represif adalah kepala putik
terbuka, warna kepala putik kemerah-merahan dan berlendir.
Dan cara
penyrbukan nya adalah
1. Campurkan serbuk sari dengan
talk murni ( 1:2 ). Serbuk sari diambil dari pohon yang baik dan biasanya sudah
dipersiapkan di laboratorium, semprotkan serbuk sari pada kepala putik dengan
menggunakan baby duster/puffer.
Pembungkus bunga yang terbuat dari kanvas di beri berjendela plastic
kemudian kemudian di sarungkan dan di ikat di baguan bawah tangkai tandan
setelah dan sebelum dibalut dengan kapas yang di bubuhi inseksidas tepung.
Setelah di bungkus di semprotkan kembali dengan insteksida untuk mengusir
binatang kecil agar tidak masuk. Pekerjaan ini di lakukan 10-15 hari hari
sebelum bunga anthesis. Plaksanaan adalah pollianator. Setelah 7 hari tandan
bunga yang telah di bungkus harus di periksa untuk mengetahui apakah
bungkusannya tetap baik dan mengetahui kapan anthesis dan di dalam pemuliian
tanaman ini terdapat 9 bulan lamanya 5 bulan di dalam penyilangan dan 4 bulan
dalam ruangan.
Lihat gambar di
bawah ini :

setelah 3 hari ,
hasil penyerbukan di periksa apakah memerlukan
penyerbukan ulang, setelah 15 hari, bungkus di buka , ambil yang baik.
Lebel aluminium kemudian di cucukan di antara spiklet setelah di bagian bawah
di bengkokan 5-6 bulan setelah anthesis tandan sudah matang, di tandai ada 1-2
buah luar yang terlepas. Tandan matang di potong dan di masukan di dalam karung
goni dan di beri surat pengantar pengiriman untuk proses lebih lanjut.
Lihat gambar di
bawah ini :
C. PENGELOLAHAN KECAMBAH
Di dalam
pengelolahan kecambah ini butuh waktu 4 bulan di dalam ruangan untuk hasil yang
bagus.

Setelah di berikan pemberian lebel dan di susun rapid an kemudian di lakukan
pembelahan biji yang memudahkan untuk pengupasan daging buha dan di pisakhan
dengan cangkangnya.
Lihat gambar di
bawah ini :


pengupasan
dagging buah dengan menggunakan alat
lihat
gambar di bawah ini :

lihat gambar di bawah
ini :
ini adalah alat
yang duganakan pada tahap kedua alat ini akan benar2 membersihkan daggingbuah
yang tersisah di alat pertama tadi.

lihat gambar di
bawah ini :
setelah
dilakukan pernyotiran kerja selanjutnya di lakukan perendaman didalam larutan thiram
80 %
Lihat gambar di
bawah ini :

setelah di
anginakan di arak-arak biji di masukan kedalam kantong plastic beserta lebel
yang telah di tentukan. Dan di ikat dengan karet dan di maukan keruangan AC
dengan 18 C Lihat gambar di bawah ini :


Lihat gambar di
bawah ini :

pernyotiran ini
berlanjut ke tahap berikutnya yakni pemanasan
lihat gambar di bawah
ini :
dan kerja
selanjutnya masukan perkecambahan ini kedalam ruang perkecambahan dengan
temperature 26-28C, setelah 12-15 hari perkecambahan mulai berkecambah.
Setelah 4-5 minggu kecambah mencampai 70-90%. Sedangkan biji
yang tidak tumbuh pada minngu ke 6 di
periksa viabilitasnya. Jika masih baik dapat di panaskan kembali selama 20
hari. Dalam peilihan kcambah yang patah, busuk terserang cendawan, kerdil dan
abnormal lainya di buang. Lihat gambar di samping ini :
dan tahap
selanjutnya pengemasan kecambah yang sudah siap di edarkan Lihat gambar berikut
ini :
dan kemudian
kecambah di susun menurut lingkaran-lingkaran 1 lingkaran berisi 10 buah
kecambah dan dalam satu papan lingkaran terdapat 10 lingkaran jadi satu kemasan
kecambah berisi 200 buah kecambah satu
kecambah di jual 9 500,-/ kecambah
Lihat gambar di
bawah ini :

Lihat gambar di bawah ini :

Lihat gambar di
bawah ini :


Lihat gamabar di bahwah ini :
dan ini adalah
mobil box yang di gunakan untuk mengantar kecambah-kecambah pesanan kecambah
tadi dan untuk demi keamanan kunci hanya di pegang oleh pihak PT dan sopir
tidak di wajibkan memegang kunci ,ini demi ke keaman kecambah agar tidaj
terjadi permainan-permainan illegal nantinya.
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Pemuliaan Tanaman adalah suatu Teknologi dan Seni untuk
memanipuasi gen kromosom atau kemampuan Dan genetik Tanaman sehingga
sifat-sifat mulia menjadi nihil Tanaman Dan lebih berguna Sesuai Artikel Baru
keperluan manusia Yang Selalu MENINGKAT (Ahmad Baehaki Dalam, Nani Hermiati
2000. Diktat kuliah Pengantar Pemuliaan Tanaman.Fakultas Pertanian UNPAD
Bandung) Kelapa sawit (Elaeis) adalah tumbuhan industri penting
penghasil minyak masak, minyak industri, maupun bahan bakar (biodiesel).
Perkebunannya
menghasilkan keuntungan besar sehingga banyak hutan dan perkebunan lama
dikonversi menjadi perkebunan kelapa sawit. Indonesia adalah penghasil minyak
kelapa sawit terbesar di dunia. Di Indonesia
penyebarannya di daerah Aceh, pantai timur Sumatra,
Jawa, dan Sulawesi.
.
DAFTAR PUSTAKA
Data PT TOPAZ bengkinang
Anonim. 1997. Studi Tentang
Perkebunan dan Pemasukan Minyak Kelapa Sawit Indonesia. International Contect
Bussines System, Jakarta.
______. 2003. Pedoman Teknis
Pembibitan Kelapa Sawit. Makin Group. (tidak dipublikasikan).
______. 2006. Plantation
Location. http://www.sampoernaagro.com/plantation
location.html. Diakses 10 Oktober 2008.
Corley, R. H. V. 1976. Oil Palm
Research, The Genus Elaies. Elsevier, Amsterdam.
Fauzi, Y, YE. Widiastuti, I.
Setyawibawa dan R. Hartono. 2002. Kelapa Sawit, Budidaya, Pemanfaatan Hasil dan
Limbah, Analisis dan Pemasaran, Penebar Swadaya. Jakarta.
Hartoyo. 2009. Pengenalan
Perkebunan Kelapa Sawit. Presentasi Asisten Training 2009 PT Sampoerna Agro,
Tbk. Ogan Komering Ilir. (tidak dipublikasikan)
izin copas kak. meli aprilah ,sp. oea boleh tanya kak? kak.meli kuliah dimana dulu? soalnya saya ingin magang di oprs topas tentang pemuliaan tanaman.
BalasHapusga ada baguss ya :/
BalasHapusterima kasih, data ini saat membantu saya dalam menyelesai tugas kuliah, sekali lagi terima kasih banyak,..^_^
BalasHapus